Selamat Datang di Dunia Nyata

dunia yang penuh tantangan

Kamis, 12 Juli 2012





BAB I
PENDAHULUAN

    Latar Belakang
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam bahasa Negara. Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai: (1) lambang kebanggan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan (4) alat perhubungan antar budaya dan daerah. Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara berfungsi sebagai: (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, (3) bahasa resmi di dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pengembangan serta pemerintah, dan (4) bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan  dan  pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern (Badudu, 1985: 3).
Hal ini memberi gambaran bahwa dengan mengabaikan bahasa dalam pendidikan maka akan berakibat  gagalnya pendidikan itu sendiri. Pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus ditingkatkan untuk mempertinggi kualitas pemakaian dan untuk mengembangkan bahasa agar mampu menjadi bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan pembelajaran bahasa  Indonesia adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam hal menyimak, berbicara, menulis, dan membaca (Depdiknas, 2006). Kemampuan bahasa Indonesia yang benar sesuai dengan kaidah yang benar merupakan kunci kelancaran dan kesempurnaan proses komunikasi.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka perlunya realisasi pengajaran bahasa Indonesia yang relevan dengan pembinaan keterampilan berbahasa Indonesia secara efektif dan efesien khususnya tentang kemampuan menulis bahasa Indonesia. Dibandingkan dengan ketiga keterampilan berbahasa yang lain, keterampilan menulis sangat sulit dikuasai, bahkan oleh penutur bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan oleh kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan, baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan/karangan yang baik (Akhadiah, 1996: 32)
Salah satu bahan pembelajaran bahasa Indonesia yang perlu dicermati dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran menulis khususnya menulis berbagai jenis  paragraf dan salah satunya adalah paragraf deskriptif. Pembelajaran menulis paragraf deskriptif dalam Kurikulum  Tingkat Satuan Pendidikan di kelas X SMA memuat kompetensi dasar Menulis Hasil Observasi dalam Bentuk Paragraf Deskriptif yang berindikatorkan: (1) mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf  deskriptif berdasarkan hasil pengamatan, (2) menyusun kerangka paragraf  deskriptif, (3) mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf deskriptif, dan (4) menyunting paragraf  deskriptif yang ditulis teman.
Memilih menulis paragraf deskriptif sebagai instrumen penelitian didasari sesuatu pertimbangan bahwa paragraf deskriptif  telah diajarkan pada siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari. Selain itu, mempelajari paragraf deskriptif sebagaimana yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) siswa diharapakn dapat menulis paragraf deskriptif, karena dengan paragraf deskriptif  siswa dapat menuangkan ide dan gagasan yang ada di dalam benaknya serta mampu menggambarkan sesuatu kepada pembaca yang pada akhirnya dapat dengan mudah dipahami oleh para pembaca.
Mengapa SMA Negeri 9 Kendari dipilih menjadi objek penelitian ini didasari suatu pertimbangan bahwa sekolah ini masih tergolong sekolah yang baru berdiri. Sekolah ini berdiri pada tahun 2004 dan telah mendapatkan predikat dari masyarakat sebagai salah satu sekolah favorit di Kota Kendari. Selain itu, penelitian mengenai paragraf deskriptif di sekolah ini ternyata belum pernah dilakukan. Setelah berdiskusi dengan guru penenggungjawab mata pelajaran bahasa indonesia Yohana Tingehe, S.Pd., beliau memberi  gambaran bahwa pada meteri paragraf deskriptif di kelas X tergolong mampu. Beliau memberi alasan, karena siswa dalam menggambarkan pada suatu objek sudah tergolong berhasil. Namun dalam realisasinya, paragraf deskriptif selalu dijadikan pekerjaan rumah (PR). Oleh karena itu, sistem itu nantinya akan diganti dengan unjuk kerja langsung di ruang kelas dengan mengalokasikan waktu satu kali pertemuan.     
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 9 Kendari.  Sasaran yang ingin dicapai peneliti adalah mengenai kemampuan menulis paragraf deskriptif. Oleh sebab itu, peneliti merumuskan penelitian dengan judul “Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Kendari”. 

    Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari?”.

    Tujuan dan Manfaat
    Tujuan Penelitian
Tujuan yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari.
    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan mengenai pembelajaran dalam menulis paragraf deskriptif.
Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru, siswa, dan peneliti. Bagi guru, hasil penelitian ini bermanfaat dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya kompetensi dasar menulis paragraf deskriptif. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk membantu pencapaian indikator kompetensi dasar menulis paragraf deskriptif. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk melatih diri dalam penelitian pada pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, sehingga lebih berkreatif.
    Batasan Operasional
Batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif.
    Paragraf yang dimaksud dalam penelitian ini adalah paragraf deskriptif yang dibuat oleh siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari.
    Paragraf deskriptif adalah suatu paragraf yang di dalamnya memberikan perincian yang mendetail tentang objek sehingga pembaca seakan-akan melihat, mendengar, merasakan, dan mencium atau mengalami langsung tentang objek tersebut.
    Pancaindra yang dimaksud terdapat dalam pengertian parangraf deskriptif yaitu, penglihatan, pendengaran, perasaan, dan penciuman.
    Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan.
    Kesan hidup atau melukiskan sesuatu secara nyata.
    Topik atau pokok pembicaraan
    Kohesi atau kesatuan, tiap paragraf  hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf  ialah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan pokok tersebut.
    Koherensi atau kepaduan maksudnya adalah satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik.
    Diksi atau pilihan kata dan Ejaan ialah suatu system penulisan bahasa tertentu.




BAB II
LANDASAN TEORI

    Menulis
    Pengertian Menulis
Syafi’ie (1988: 45) mengemukakan bahwa menulis pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan dan kemauan serta informasi ke dalam bahasa Indonesia tulis kemudian mengirimkannya kepada orang lain.
Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkannya ke dalam formulasi ragam bahasa tulis. Di balik kerumitannya, menulis mengandung banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual, dan sosial seseorang.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulan bahwa menulis merupakan penuangan pikiran atau perasaan ke dalam bahasa Indonesia tulis yang tepat untuk dikomunikasikan kepada pembaca. Menulis juga dapat meningkatkan kecerdasan, dan mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian, serta merangsang kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

    Proses Menulis
Menurut Suparno (2005: 1.14) bahwa sebagai proses, menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa tahap yaitu tahap prapenulisan (persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempuarnaan tulisan). Ketiga tahapan uji harus dipahami sebagai komponen yang memang ada dan dilalui oleh seseorang dalam proses tulis-menulis.
    Tahapan Prapenulisan
Tahapan ini merupakan fase persiapan menulis, sama saja seperti pemanasan bagi orang yang berolahraga. Pada fase ini terdapat beberapa hal penting yaitu memilih topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan dan informasi yang diperlukan serta mengorganisasikan ide tau gagasan dalam bentuk karangan.
    Tahapan Penulisan
Terselesaikannya semua hal yang terdapat pada tahapan prapenulisan berarti kita telah siap untuk menulis. Mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat dalam kerangka, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang telah dipilih dan dikumpulkan.
Struktur karangan terdiri atas bagian awal, isi dan akhir. Awal dari karangan berfungsi untuk memperkenalkan dan sekaligus menggiring pembaca terhadap pokok tulisan kita. Bagian ini sangat menentukan pembaca untuk melanjutkan kegiatan mambacanya. Upayakan membuat awal karangan semenarik mungkin.
Isi karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan, berikut hal-hal yang memperjelas atau mendukung ide tersebut seperti contoh, bukti atau alasan. Sedangkan bagian akhir karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada ide-ide inti karangan melalui perangkuman ide-ide penting. Bagian ini berisi simpulan dan dapat ditambah saran bila perlu.
    Tahap Pascapenulisan
Tahapan ini merupakan fase penghalusan dalam penyempurnaan tulisan yang dihasilkan. Kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi). Kegiatan revisi dapat berupa penambahan, penggantian, penghilangan, pengubahan atau penyusunan kembali unsur- unsur karangan.
Hal ini senada dengan pendandapat Akhadiah (1996: 3) yang mengemukakan lima langkah atau tahapan dalam proses menulis, yaitu: (a) menentukan topik, (b) membatasi topik, (c) menentukan tujuan, (d) menentukan bahan, dan (e) menyusun kerangka karangan.
    Penentuan Topik
Dalam pengertian sehari-hari, kata topik disamakan dengan suatu hal yang dibicarakan, sedangkan dalam retorika kata topik berarti wilayah dalam dunia mental kita, tempat kita mencari argumen untuk menunjang apa yang kita katakana (Syafi’ie, 1988: 53). Topik adalah pokok pembicaraan dalam keseluruhan karangan yang akan digarap. Jadi topik merupakan dasar yang dikembangkan sekaligus dasar pengembanagan. Topik berfungsi sebagai sumber argumen yang diperlukan untuk menunjang pertanyaan-pertanyaan dalam tulisan kita. Topik dapat diperoleh dari beberapa sumber, seperti: pengalaman membaca, pengamatan terhadap lingkungan, tanggapan imajinasi, keluarga, cita-cita, karier, persoalan kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan mata pencaharian.
Keraf (1994: 111) mengemukakan tiga hal yang diacu dalam memilih topik. Ketiga hal tersebut berkaitan dengan (1) topik harus menarik perhatian penulis, (2) topik harus diketahui penulis, dan (3) topik jangan terlalu baru, terlalu teknis, dan terlalu kontroversial.
    Membatasi Topik
Setiap penulis harus yakin bahwa topik yang dipilih cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus digarap. Topik yang terbatas memungkikan penulis mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya (Keraf, 1994: 112). Lebih jauh Keraf (1994: 113) mengemukakan empat tahap sebagai dasar membatasi topik. Keempat tahapan tersebut yaitu: (1) penetapan topik yang akan digarap dalam suatu kedudukan sentral, (2) pemerician topik dengan menetapkan rinciannya pada sekitar lingkaran, (3) penetapan rincian yang akan dipilih, dan (4) perincian sektor bila masih memungkinkan. Demikian seterusnya sampai memperoleh topik yang khusus.
    Penentuan Tujuan
Penentuan tujuan tulisan adalah penting sebelum memulai menulis, karena tujuan itu sangat penting berpengaruh dalam menetapkan bentuk, panjang dan cara penyajian. Tujuan ini pada dasarnya sudah mulai tertanam di dalam pikiran penulis di saat pemilihan dan penetapan topik dilakukan. Namun, tujuan itu lebih didasari pada saat tulisan mulai dirancang dengan sungguh-sungguh.


    Menentukan Bahan (pengumpulan informasi)
Langkah berikutnya yang ditempuh adalah menentukan bahan dengan mengumpulkan informasi dan data bagi kelengkapan topik yang telah dipilih. Pengumpulan data ini perlu dilakukan agar tulisan tersebut menjadi tulisan yang berbobot dan meyakinkan. Informasi yang dikumpulkan itu adalah informasi dan data yang relevan dengan topik dan sesuai dengan tujuan tulisan. Data dan informasi tulisan itu dapat berupa gambar, statistik, grafik atau beberapa cuplikan pendapat orang lain.
Syafi’ie (1988: 73) mengemukakan bahwa bahan tulisan dapat dikumpulkan dengan (1) observasi, (2) interviu, (3) questionare, (4) membaca, dan (5) inferensi. Pengumpulan bahan dengan observasi dilakukan apabila bahan yang dibutuhkan berkenaan dengan pendeskripsian dunia sekitar kita, interviu dilakukan apabila bahan tulisan yang  dibutuhkan ada pada  buku-buku referensi, dan inferensi merupakan simpulan dari tulisan.
    Menyusun Kerangka Karangan
Setelah langkah-langkah sebelumnya telah dilalui, maka saatnya penulisan dilakukan. Kerangka tulisan yang telah dibuat mulai dikembangkan atau ditulis satu persatu. Di saat penulisan itu dilakukan perlu selalu diingat tujuan tulisan dan dibayangkan kelompok calon pembanca tulisan tersebut.



    Paragraf
    Hakikat Paragraf
Istilah paragraf mempunyai acuan yang bermacam-macam. Paragraf adalah sekumpulan kalimat yang merupakan pengembangan dan ilustrasi dari sebuah pikiran atau gagasan utama.  Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan (Akhadiah 1988: 144). Paragraf juga dapat dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu gagasan mulai dan berakhir.
Ahmadi (1991: 1) menyatakan paragraf adalah suatu satuan pikiran atau perasaan, suatu satuan susunan teratur, satuan-satuan yang lebih kecil (kalimat-kalimat) dan berfungsi sebagai bagian dari suatu satuan yang lebih besar (keseluruhan komposisi).
Lain halnya dengan Keraf yang menyebut paragraf dengan alinea. Menurut Keraf (1993: 62) alinea adalah suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Alinea merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Wiyanto (2004: 15) menyatakan paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang lebih besar, yaitu buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan.
Paragraf menurut Mustakim (1994: 112) adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat. Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup.
    Jadi paragraf adalah sekelompok kalimat yang tersusun dalam membuat gagasan atau pikiran utama yang dikembangkan oleh penulis untuk mencapai suatu kejelasan tertentu bagi pembacanya.
    Syarat-Syarat Paragraf
Paragraf sebagai suatu bentuk pengungkapan gagasan. Menurut Akhadiah (1988: 148) dalam pengembangan paragraf, harus menyajikan dan mengorganisasikan gagasan menjadi suatu paragraf yang memenuhi persyaratan. Persyaratan itu ialah sebagai berikut pertama adalah kohesi atau kesatuan, tiap paragraf  hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi paragraf  ialah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan pokok tersebut. Jadi, satu paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau topik. Semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan.
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadinya, kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat.
Syarat ketiga adalah kelengkapan, suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Menurut Sakri (1992: 2) ada tiga sifat yang harus dimiliki oleh sebuah paragraf agar dapat menyampaikan gagasan dengan baik. Tiga sifat yang harus dipenuhi sebuah paragraf adalah (1) paragraf harus memiliki kesatuan yang artinya, seluruh uraiannya terpusat pada satu gagasan saja; (2) paragraf harus memiliki kesetalian yang artinya, kalimat di dalamnya berhubungan sesamanya dengan bermakna bagi pembaca; (3) paragraf harus memiliki isi yang memadai yakni memiliki sejumlah rincian yang terpilih dengan patut sebagai pendukung gagasan utama paragraf.
Syarat-syarat pembentukan alinea menurut Keraf (1993: 67) adalah (1) kesatuan, kesatuan dalam alinea adalah bahwa semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu; (2) koherensi, koherensi yang dimaksud di sini adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu; (3) perkembangan alinea, perkembangan alinea ini adalah penyusunan atau perincian dari pada gagasan-gagasan yang membina alinea itu.
Lain halnya dengan Mustakim (1994: 115) sebuah paragraf yang baik hendaknya dapat memenuhi dua kriteria atau persyaratan, yaitu kesatuan (kohesi), sebuah paragraf harus memiliki sebuah kesatuan. Kesatuan menyangkut keeratan hubungan makna antar gagasan dalam sebuah paragraf. Sebuah paragraf hanya mengandung satu gagasan utama, yang diikuti oleh beberapa gagasan pengembang atau penjelas. Oleh karena itu, rangkaian kalimat yang terjalin dalam sebuah paragraf hanya mempersoalkan satu masalah atau satu gagasan utama. Dengan demikian, jika dalam satu paragraf terdapat dua gagasan utama itu seharusnya dituangkan dalam paragraf yang berbeda. Sebaliknya, jika dua buah paragraf hanya mengandung satu gagasan utama, kedua paragraf itu seharusnya digabungkan menjadi satu.
Kriteria kedua adalah kepaduan (koherensi), sebuah paragraf harus memiliki sebuah kepaduan. Kepaduan sebagai suatu bentuk pengungkapan gagasan sebuah paragraf juga harus memperlihatkan kepaduan hubungan antarkalimat yang terjalin di dalamnya. Kepaduan paragraf dapat diketahui dari susunan kalimat yang sistematis, logis dan mudah dipahami.
Jadi syarat paragraf yang baik adalah suatu paragraf yang di dalamnya terdapat kesatuan (kohesi), kepaduan (koherensi), dan kesesuaian dalam pengembangan gagasan dengan rincian gagasan yang ada.

    Paragraf Deskriptif
    Hakikat Paragraf Deskripsi
Ahmadi (1991: 21) menyatakan bahwa paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan, menggambarkan, mempertunjukkan. Dalam paragraf ini detail penunjang pada susunan deskripsi disusun agar pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai objek yang dideskripsikan.
Keraf (1995: 16) menyatakan bahwa deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca seakan-akan pembaca melihat sendiri objek itu. Deskripsi memberi suatu citra mental mengenai suatu benda, pemandangan, orang atau sensasi.
Menulis paragraf deskripsi adalah menulis yang bertujuan menimbulkan imajinasi bagi pembacanya seakan ikut merasakan seperti apa yang diungkapkan penulis dalam tulisannya.  Tujuan menulis paragraf deskripsi adalah dapat menumbuhkan daya khayal bagi pembaca meskipun dalam pemakaian sehari-hari terdapat juga deskriptif yang mungkin tidak menimbulkan daya khayal, kesan atau sugesti tersebut.
Berdasarkan tujuannya, sekurang-kurangnya harus dibedakan dua macam deskripsi yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi teknis. Deskripsi sugestif, penulis bermaksud menciptakan sebuah pengalaman pada diri pembaca, karena  diperkenalkan dengan objek secara langsung. Pengalaman atas objek itu harus menciptakan sebuah kesan atau interpretasi.
Sasaran deskripsi sugestif adalah dengan perantaraan tenaga rangkaian kata-kata yang dipilih oleh penulis untuk menggambarkan ciri, sifat, dan watak dari objek tersebut. Deskripsi sugestif berusaha untuk menciptakan suatu penghayatan terhadap objek tersebut melalui imajinasi para pembaca.
Deskripsi teknis atau ekspositoris bertujuan untuk memberikan identifikasi atau informasi mengenai objeknya, sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tadi. Ia tidak berusaha untuk menciptakan kesan atau imajinasi pada diri pembaca (Keraf 1983: 94).
Paragraf deskripsi berusaha menyajikan suatu objek sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan oleh penulis. Objek tulisan deskripsi dapat berupa benda, pemandangan, orang, atau sensasi yang dialami penulis.
Secara garis besar dapat dibedakan dua macam deskripsi yaitu deskripsi ekspositoris dan deskripsi impresionistik. Tujuan deskripsi ekspositoris adalah memberikan informasi dan menimbulkan pembaca melihat, mendengar, merasakan apa yang dideskripsikan itu. Tujuan deskripsi impresionistik atau stimulatif adalah membuat pembaca mempancaindrakannya dan membuat ia bereaksi secara emosional akan apa yang dideskripsikan (Parera 1993: 10).
Deskripsi ekspositoris pada umumnya bersifat logis. Ia disusun seperti satu katalog dalam urutan yang logis. Misalnya, orang mendeskripsikan satu gedung tinggi mulai dari bawah ke atas atau vise versa. Deskripsi sebuah kereta api akan mulai dari depan ke belakang atau dari kiri ke kanan. Pemilihan detail-detail itu menunjukkan ketelitian pengindraan pengarang.
Deskripsi impresionistik berlangsung lain, karena pengarang ingin mendapatkan jawaban atau reaksi pembaca, maka pertama kali yang harus dilakukan pengarang harus menentukan dulu jawaban atau reaksi apa yang dikehendaki. Misalnya, ia ingin mendeskripsikan sebuah kamar tidur dengan tujuan untuk mencirikan pribadi yang mendiaminya. Hal ini menyebabkan timbulnya pertanyaan. Akan tetapi, ia tidak mempunyai pola untuk mendeskripsikannya dalam urutan logis. Pengarang mungkin mulai dari yang menonjol atau dari kesan yang terkuat seperti bau dari kamar tersebut atau pengarang akan menyusunnya dalam bentuk klimaks.
Paragraf deskripsi merupakan penggambaran suatu keadaan dengan kalimat-kalimat, sehingga menimbulkan kesan yang hidup. Penggambaran atau pelukisan itu harus disajikan sehidup-hidupnya, sehingga apa yang dilukiskan itu hidup di dalam angan-angan pembaca.
Menurut Sirait, dkk (1985: 20) paragraf deskripsi adalah salah satu jenis paragraf yang melukiskan suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium secara imajinatif apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dicium oleh penulis tentang objek yang dimaksud.
Deskripsi lebih menekankan pengungkapannya melalui rangkaian kata-kata. Walaupun untuk membuat dekripsi yang baik penulis harus mengadakan identifikasi terlebih dahulu. Namun,  pengertian deskripsi hanya menyangkut pengungkapan melalui kata-kata. Dengan mengenal ciri-ciri obyek garapan, penulis dapat menggambarkan secara verbal obyek yang ingin diperkenalkan kepada para pembaca.
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang melukiskan suatu objek sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasakan hal-hal yang ditulis penulis. Menulis paragraf deskripsi dapat menumbuhkan kreativitas siswa dalam menggambarkan hal-hal konkret sebelum menuliskan hal-hal yang akan abstrak.
Sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi, siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Seseorang dikatakan berhasil dalam menulis, jika ia dapat mengkomunikasikan gagasannya secara tertulis kepada pembaca dan dapat memahami tujuan penulis dalam menuliskan gagasannya.
Jadi paragraf deskripsi adalah suatu paragraf yang di dalamnya memberikan perincian yang mendetail tentang objek sehingga seakan-akan pembaca melihat, mendengar atau mengalami langsung tentang objek tersebut. Tujuan dari tulisan deskripsi adalah menciptakan gambaran objek kepada pembaca agar seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan penulis. Objek paragraf deskripsi dapat berupa benda, orang, peristiwa, suasana dan lainnya.
    Macam-Macam Deskripsi
Menurut Suparno dan Yunus (2005: 4.13) membagi karangan deskripsi menjadi dua macam, yakni karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat.
    Deskripsi orang
Deskripsi orang adalah karangan yang bertujuan untuk mengenali lebih mendalam daskripsi orang. Ada pula beberpa aspek yang dapat dipakai pegangan.
    Deskripsi keadan fisik, deskripsi ini bertujuan memberi gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh seseorang tokoh. Deskripsi ini banyak bersifat objektif.
    Deskripsi keadan sekitar, yaitu penggambaran keadaan yang mengelilingi sang tokoh.
    Deskripsi watak atau tingkah laku, mendeskripsikan watak seseorang ini memang sulit dilakukan. Kita harus mampu menafsirkan tabir yang terkandung di balik fisik manusia. Dengan kecermatan dan keahlian, kita haurus mampu mendefinisikan unsur-unsur dan keperibadian seorang tokoh.
    Deskripsi gagasan-gagasan tokoh, deskripsi ini depat ditemukan melalui pancaran wajah, pandangan mata, gerak bibir, dan gerak tubuh merupakan petunjuk tentang keadaan perasaan seseorang pada waktu itu.
    Deskripsi Tempat
Dalam memilih cara yang paling baik untuk melukiskan tampat, perlu kita pertimbangkan beberapa pokok persoalan untuk menyusun deskripsinya.
    Suasana hati, maksudnya pengarang harus dapat menetapkan suasana hati manakah yang paling menonjol untuk dijadikan landasan.
    Bagian yang relevan, maksudnya pengarang deskripsi juga harus mampu memilih detai-detail yang relevan untuk dapat menggambarkan suasana hati itu.
    Urutan penyajian, maksudnya sebagai pengarang deskripsi dituntut mampu menetapakan urutan yang paling baik dalam menetapkan detai-detail yang dipilih.
    Langkah-langkah Menulis Paragraf Deskripsi
Sebelum menulis paragraf deskripsi, seharusnya penulis mengetahui dan memahami langkah-langkah dalam penulisan paragraf deskripsi. Langkah-langkah dalam menulis paragraf deskripsi adalah (1) mengamati objek, (2) menentukan tujuan penulisan, dan (3) memproses data-data yang diperoleh untuk menghasilkan deskripsi yang dimaksud (Sudiati, 2005: 11-16).
Menulis paragraf deskripsi memerlukan tahapan atau langkah-langkah. Langkah pertama hingga terakhir merupakan satu rangkaian yang harus diperhatikan dan perlu dikerjakan secara urut. Langkah-langkah yang dimaksud adalah sebagai berikut. Langkah pertama ialah menetapkan tema tulisan. Langkah kedua, menerapkan tujuan menulis deskripsi. Langkah ketiga adalah mengumpulkan tulisan. Langkah keempat, menyiapkan kerangka tulisan. Kerangka tulisan disusun berdasarkan bahan-bahan tulisan yang telah terkumpul. Langkah kelima adalah mengembangkan tulisan, pengembangan tulisan dikerjakan setelah kerangka tulisan atau kerangka paragraf disiapkan.
Langkah-langkah menulis paragraf deskripsi menurut Akhadiah (1988) adalah sebagai berikut.
(1) Menentukan Tema
Kegiatan yang mula-mula dilakukan jika akan menulis suatu paragraf ialah menentukan tema. Tema adalah gagasan pokok yang hendak disampaikan di dalam penulisan. Gagasan atau ide pokok dapat diperoleh dari pengalaman, hasil penelitian, beberapa sumber, pandapat, dan pengamatan. Pernyataan tema mungkin sama saja dengan judul, tetapi mungkin juga tidak.
(2) Menentukan Tujuan Penulisan
Setiap penulis harus mengungkapkan dengan jelas tujuan penulisan yang akan dilaksanakannya. Perumusan tujuan penulisan sangat penting dan harus ditentukan lebih dahulu karena hal ini merupakan titik tolak dalam seluruh kegiatan menulis selanjutnya. Tujuan merupakan penentu yang pokok dan akan mengarahkan serta membatasi paragraf. Kesadaran mengenai tujuan selama proses penulisan akan menjaga keutuhan tulisan.
(3) Mengumpulkan Bahan
Pada waktu memilih dan membatasi topik kita hendaknya sudah memperkirakan kemungkinan mendapatkan bahan. Dengan membatasi topik, kita telah memusatkan perhatian pada topik yang terbatas itu, serta mengumpulkan bahan yang khusus pula. Bahan penulisan ini dapat dikumpulkan pada tahap prapenulisan dan dapat pula pada waktu penulisan berlangsung.
(4) Membuat Kerangka Paragraf
Agar organisasi paragraf dapat ditentukan, sebelumnya kita harus menyusun kerangka paragraf. Menyusun kerangka paragraf merupakan satu cara untuk menyusun suatu rangkaian yang jelas dan terstruktur yang teratur dari paragraf yang akan ditulis. Kerangka paragraf merupakan suatu rencana kerja yang dapat digunakan sebagai garis besar dalam mengarang.
(5) Mengembangkan Kerangka Paragraf
Langkah selanjutnya setelah menyusun kerangka paragraf adalah mengembangkan kerangka paragraf menjadi suatu paragraf atau tulisan yang utuh.











BAB III
METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

    Jenis dan Metode Penelitian
Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan sebelumnya penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian lapangan. Datanya diperoleh di lapangan sesuai dengan tujuan penelitian pada bab pendahuluan. Sebagai jenis penelitian lapangan, metode yang akan dipakai adalah metode deskriptif kuantitatif. Karena pengolahan data dalam penelitian ini adalah deskriptif  kauntitatif maka data yang diperoleh dari hasil menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari, dalam merealisasikannya data akan diolah dengan menggunakan angka-angka dan akan ditabulasi menggunakan rumus statistik.

    Populasi dan Sampel Penelitian
    Populasi Penelitian
Jumlah kelas X di SMA Negeri 9 Kendari tahun pelajaran 2010/2011terdiri atas 7 kelas. Pada pelajaran bahasa Indonesia di sekolah ini diajarkan oleh dua orang guru. Oleh sebab itu, kelas X yang dijadikan sebagai populasi pada penelitian ini adalah kelas X1, X2, X3, X4, dan X7 yang berjumlah 224 orang siswa dan dikelola oleh salah satu orang guru.  Karakteristik populasi bersifat heterogen karena kemampuan siswa dalam menerima pelajaran berbeda-beda. Hal ini tampak pada nilai rapor yang bervariasi yang dicapai oleh siswa. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan populasinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1
Populasi Penelitian
Nilai Rapor    Jumlah Siswa
60,00-69,99    6
70,00-79,99    138
80,00-89,99    79
90,00-99,99    1
    224

    Sampel Penelitian
Karakteristik polulasi dalam penelitian ini bersifat heterogen yang berjumlah 224 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 siswa atau 20% ukuran minimum. Ada beberapa ukuran minimum yang dapat diterima berdasarkan tipe penelitian. Salah satunya yang sesuai dengan penelitian ini yaitu penelitiaan deskeriptif adalah 10 persen ukuran minimum  dari populasi. Untuk populasi yang sangat kecil diperlukan minimum 20 persen (Gay dalam Sevilla. dkk, 2006: 163).
Berdasarkan teori di atas, maka sampel yang diambil sebanyak 45 orang atau 20% ukuran minimum dari populasi. Strategi pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan pengambilan secara sampel strata. Menurut Vockell, Pengambilan sampel strata didefinisikan sebagai suatu teknik pengambilan sampel, dengan cara ini sub-kelompok (strata) yang spesifik akan memiliki jumlah yang cukup mewakili dalam sampel, serta menyediakan jumlah sampel sebagai sub-analisis dari anggota sub-kelompok tersebut (Sevilla. dkk, 2006: 166). Dalam strategi ini populasi kita dikategorikan dalam kelompok-kelompok yang memilki strata yang sama. Tetapi untuk efektifnya pengambilan strata, anggota di dalam setiap anggota strata harus diseleksi secara acak. Untuk lebih jelasnya keadaan sampel dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2
Sampel Penelitia
Nilai Rapor    Jumlah populasi    Jumlah sampel
60,00-69,99   6    1,2 (1)
70,00-79,99    138    27,6 (27)
80,00-89,99    79    15,8 (16)
90,00-99,99    1    0,2 (1)
    224    45


    Instrumen Penelitian
Instruksi pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen tes. Instrumen tes berisi perintah menulis paragraf deskriptif. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis paragraf deskriptif.
Tes ini digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam mendeskripsikan objek yang ditulis dalam paragraf deskriptif, keterampilan menyusun organisasi isi paragraf deskriptif, keterampilan menggunakan bahasa dan EYD.

    Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan instrument menulis paragraf deskriptif. Untuk memperlancar dan menjaga objektifitas pengumpulan data, penelitian akan dibantu oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Data yang diperoleh dari hasil tes tulisan siswa setelah terkumpul, diolah untuk menentukan kriteria paragraf deskriptif setelah diamati sesuai dengan aspek yang dinilai. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
    Memberi kode pada lembar kerja siswa yang akan dijadikan sampel penelitian dengan memberi nomor urut.
    Mengoreksi tulisan siswa berupa paragraf deskriptif utuh, karena ada kemungkinan sebagian kata atau kalimat tidak terbaca.
    Mengoreksi tulisan siswa dengan melihat aspek penilaian paragraf deskriptif yang telah ditetapkan.

    Teknik Penilaian Tulisan
Ada sebelas aspek pokok yang dijadikan kriteria penilaian, yaitu keterlibatan aspek pancaindra, imajinasi, kesan hidup, menunjukkan objek yang ditulis, kesesuaian topik dengan isi, kohesi antar kalimat, koherensi antar kalimat, memusatkan uraian pada objek yang ditulis, pemilihan kata, ejaan dan tanda baca, dan kerapian tulisan.
Aspek-aspek yang dinilai dengan rentangan skor dan kategori penilaian dapat dilihat pada tabel 3 berikut.




Tabel 3
Penskoran Penulisan Paragraf Deskripsi
No    Aspek Penilaian    Skor    kategori
A.     Pendeskripsian
1. Keterlibatan aspek pancaindra
    melibatkan semua aspek pancaindra: indra penglihatan, pendengaran penciuman, dan perasaan;
    melibatkan 3 indra: misalnya indra penglihatan, pendengaran dan penciuman saja;
    melibatkan 2 indra: misalnya indra penglihatan dan pendengaran saja;
    melibatkan 1 indra: indra penglihatan atau pendengaran atau penciuman atau perasaan.    

4


3


2

1   

Sangat baik


 Baik


Cukup

Kurang
    2. Imajinasi
    mengolah ide dengan sangat baik sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan hal-hal yang ditulis;
    pengolah ide dengan baik sehingga pembaca seolah-olah melihat dan merasakan hal-hal yang ditulis;
    pengolahan idenya cukup baik hanya membuat pembaca seolah-olah melihat hal yang ditulis;
    pengolahan idenya kurang hanya menceritakan objek tetapi tidak menunjukkan.    
4


3


2


1   
Sangat baik


Baik


Cukup


Kurang
    3. Kesan hidup
    melukiskan objek tulisan secara nyata: melukiskan objek sesuai dengan keadaannya sehingga kesan hidup itu benar-benar terasa;
    melukiskan objek kurang sempurna: melukiskan keadaan objek kurang sempurna sehingga kesan hidup objek tulisan cukup terasa;
    melukiskan objek tidak secara keseluruhan: melukiskan sebagian keadaan objek sehingga kesan hidup objek tulisan kurang terasa;
    melukiskan objek tulisan secara lugas: hanya menceritakan objek tanpa dilukiskan sehingga kesan hidup tidak terasa.    
4



3



2



1   
Sangat baik



Baik



Cukup



Kurang
    4. Menunjukkan objek yang ditulis
    menunjukkan objek secara keseluruhan: menunjukkan letak, situasi dan kondisi;
    menunjukkan sebagian objek: menunjukkan letak dan kondisi objek;
    menunjukkan letak dan kebersihan objek: hanya menunjukkan letaknya saja atau kondisinya saja;
    tidak menunjukkan apa-apa.   
4

3

2


1   
Sangat baik

Baik

Cukup


Kurang
B.     Organisasi isi
1. Kesesuaian topik dengan isi
    isi paragraf sesuai dengan topik;
    isi paragraf dengan topik tidak jauh menyimpang;
    isi paragraf dan topik kurang sesuai;
    isi paragraf dan topik tidak sesuai.   

4
3

2
1   

Sangat baik
Baik

Cukup
Kurang
    2. Kohesi antar kalimat
    semua kalimat kohesi
    terdapat 1-2 kalimat tidak kohesi
    terdapat 3-4 kalimat tidak kohesi
    terdapat lebih dari 4 kalimat tidak kohesi   
4
3
2
1   
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
    3. Koherensi antar kalimat
    semua kalimat kohesi;
    terdapat 1-2 kalimat tidak kohesi;
    terdapat 3-4 kalimat tidak kohesi;
    terdapat lebih dari 4 kalimat tidak kohesi.    
4
3
2
1   
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
    4. Memusatkan uraian pada objek yang ditulis
    uraian terpusat pada objek yang ditulis: memusatkan uraian pada hal-hal yang berhubungan dengan objek tulisan;
    sedikit melibatkan objek lain: sedikit melibatkan objek yang tidak berkaitan dengan objek yang ditulis;
    setengah tulisan melibatkan objek yang lain: dalam tulisan melibatkan objek lain yang tidak berhubungan dengan objek tulisan;
    uraian terpusat pada objek yang lain: uraian terpusat pada hal-hal yang tidak berhubungan dengan objek tulisan.
   
4


3


2



1   
Sangat baik


Baik


Cukup



Kurang
C.
    Penggunaan Bahasa dan EYD
1. Pemilihan kata
    pilihan kata sesuai dengan situasi yang diceritakan;
    pilihan kata cukup sesuai dengan situasi yang diceritakan, terdapat 1-2 kata yang tidak sesuai;
    pilihan kata kurang sesuai dengan situasi yang diceritakan, terdapat 3-4 kata yang tidak sesuai;
    pilihan kata tidak sesuai dengan situasi yang diceritakan, terdapat lebih dari 4 kata yang tidak sesuai.   

4


3


2


1   

Sangat baik


Baik


Cukup


Kurang
    2. Ejaan dan tanda baca
    Tidak ada kesalahan ejaan dan tanda baca;
    jumlah kesalahan ejaan dan tanda baca antara 1 sampai 2 kesalahan;
    jumlah kesalahan ejaan dan tanda baca antara 3 sampai 4 kesalahan;
    jumlah kesalahan ejaan dan tanda baca lebih dari 4  kesalahan.   
4
3

2

1
   
Sangat baik
Baik

Cukup

Kurang
    3. Kerapian tulisan
    tulisan jelas dan tidak ada coretan;
    tulisan terbaca dan ada coretan 1-2;
    tulisan terbaca dan ada coretan 3-4;
    tulisan sulit dibaca dan ada coretan lebih dari 4.   
4
3
2
1   
Sangat baik
 Baik
Cukup
Kurang
    Skor maksimal    44   
      
Sumber: http://pdf.com/2010/07/27/paragraf-deskptif/ dan telah dimodifikasi dan divaliditasi oleh dosen pembimbing skripsi ini
Untuk mengetahui kemempuan siswa dalam menulis parangraf deskriptif akan dihitung dangan menggunakan rumus sebagi berikut.

    Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif, dalam pendeskripsian dilakukn teknik persentase. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskriptif. Oleh sebab itu, akan digunakan rumus membagi perolahan siswa dengan skor maksimal dikalikan dengan 100% , sebagai berikut.
P= (∑▒Fx)/n  ×100%
Keterangan:
P     : Kemampuan
∑▒Fx     : Jumlah skor yang diperoleh
n    : Jumlah skor maksimal
(Supriyadi, 1991: 286)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kriteria kategori kemampuan di bawah ini
Table 4. Kategori kemampuan
Tabel 4
Kriteria Kategori Kemampuan
Kategori    Rentang Skor    Presentase Kemampuan
Sangat mampu    37-44    85% - 100%
Mampu    29-36    65%  - 84%
Krang mampu    00-28    00% - 64%
    
Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagi berikut:
    Siswa dikatakan sangat mampu apabila mencapai skor 37-44, atau presentase kemampuan responden 85% - 100%
    Siswa dikatakan mampu apabila mencapai skor 29-36, atau persentase kemampuan responden 65%- 84%
    Siswa dikatakan kurang mampu apabila mencapai skor 00-28, atau persentase kemampuan responden 00% - 64%.






















BAB IV
HASIL PENELITIAN

Bab IV ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian. Hasil analisis tersebut berkaitan dengan tujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari. Analisis data lakukan secara deskriptif  kuantitatif dan disajikan dalam dua tahap. Tahap pertama disajikan deskripsi hasil penelitian yang menyajikan skor keseluruhan yang diperoleh siswa dangan menggunkan rumus kemampuan. Tahap kedua, penyajian data pada setiap aspek. Aspek yang dimaksud sesuai dengan aspek penilaian dalam penelitiani ini yakni  keterlibatan aspek pancaindra, imajinasi, kesan hidup, menunjukkan objek yang ditulis, kesesuaian isi dengan judul, kohesi antar kalimat, koherensi antar kalimat, memusatkan uraian pada objek yang ditulis, pemilihan kata, ejaan dan tanda baca, dan kerapian tulisan.
Tes yang dilakukan kepada siswa akan berbeda seperti biasanya. Guru mata pelajaran memberikan ujian tes kepada siswa dalam bentuk pekerjaan rumah (PR). Hal ini akan memberi kesempatan siswa untuk membuat paragraf dengan sangat baik. Namun, tidak menutup kemungkinan siswa hanya mengambil langsung paragraf yang sudah jadi dalam buku atau wacana-wacana yang sudah ada. Atas alasan itu, penelitian ini akan dilakukan langsung di ruangan kelas untuk menangkis kemaungkinan-kemungkinan kecurangan yang dilakukan oleh siswa. Alaokasi waktu yang diberikan untuk mengerjakan paragraf deskriptif ini sebanyak satu kali pertemuan atau 2 × 45 menit. 

    Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan perolehan skor berdasarkan kemempuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 5
Perolehan Skor Keseluruhan
No.
Resp        Aspek Penilaian    Jum
lah    %
Kemampuan    Kategori
    A    B    C    D    E    F    G    H    I    J    K           
1.    2    4    4    4    3    4    4    3    3    2    4    37    84.09    Mampu
2.    1    2    4    4    4    4    4    4    2    2    4    35    79.54    Mampu
3.    3    3    2    2    4    3    2    4    2    2    4    31    70.45    Mampu
4.    2    3    3    3    4    3    2    4    2    3    4    33    75    Mampu
5.    2    3    4    3    4    3    3    4    3    2    4    35    79.54    Mampu
6.    2    3    3    4    3    4    3    3    3    3    4    35    79.54    Mampu
7.    2    2    2    3    3    3    3    2    3    3    1    27    61.36    Kurang Mampu
8.    2    3    3    4    4    3    4    4    3    2    4    36    81.81    Mampu
9.    1    2    2    3    4    3    3    4    4    4    4    34    77.27    Mampu
10.    2    3    3    3    4    4    3    4    3    1    3    33    75    Mampu
11.    4    4    3    4    3    4    3    4    2    2    3    36    81.81    Mampu
12.    4    3    3    2    4    4    3    4    3    4    4    38    86.36    Sangat Mampu
13.    1    2    3    3    4    4    3    4    1    1    4    30    68.18    Mampu
14.    1    2    2    3    3    3    3    3    3    3    3    29    65.90    Mampu
15.    2    3    3    3    4    4    4    4    2    3    4    36    81.81    Mampu
16.    2    3    3    3    4    3    3    3    3    2    4    33    75    Mampu
17.    1    2    3    2    4    4    3    3    3    3    4    32    72.72    Mampu
18.    3    3    3    3    3    3    3    3    3    3    4    32    72.72    Mampu
19.    1    2    2    2    3    3    3    3    2    2    2    25    56.81    Kurang Mampu
20.    1    2    4    4    4    4    3    4    4    2    4    36    81.81    Mampu
21.    3    3    3    4    4    3    3    4    4    3    4    38    86.36    Sangat Mampu
22.    2    3    3    2    3    4    3    4    4    4    4    36    81.81    Mampu
23.    1    3    2    3    3    3    2    3    4    2    4    30    68.18    Mampu
24.    2    3    3    3    4    4    4    3    3    2    4    30    68.18    Mampu
25.    3    2    2    3    4    3    3    4    4    1    3    32    72.72    Mampu
26.    3    4    4    4    4    3    3    4    3    3    3    38    86.36    Sangat Mampu
27.    1    2    3    4    4    3    3    4    2    3    3    32    72.72    Mampu
28.    2    3    3    3    4    4    3    4    4    3    3    32    72.72    Mampu
29.    1    2    2    3    4    4    4    4    4    4    3    35    79.54    Mampu
30.    1    2    3    3    4    3    4    4    2    3    4    33    75    Mampu
31.    2    3    3    4    4    4    4    4    3    1    4    36    81.81    Mampu
32.    2    3    2    3    4    4    4    4    4    4    4    38    86.36    Sangat Mampu
33.    1    2    3    3    4    4    4    4    3    2    4    34    77.27    Mampu
34.    2    3    3    4    4    4    4    4    3    3    4    38    86.36    Sangat Mampu
35.    2    3    3    4    3    3    3    3    2    2    3    31    70.45    Mampu
36.    1    2    3    3    4    3    4    4    3    1    3    31    70.45    Mampu
37.    2    2    2    3    4    4    4    4    4    3    4    36    81.81    Mampu
38.    3    4    3    3    4    3    4    4    3    4    4    39    88.63    Sangat Mampu
39.    2    2    2    2    3    3    3    4    3    4    4    32    72.72    Mampu
40.    1    2    3    3    4    3    4    4    3    3    4    34    77.27    Mampu
41.    1    2    3    2    3    3    3    3    3    1    3    27    61.36    Kurang Mampu
42.    1    3    4    4    4    4    4    4    4    4    4    40    90.90    Sangat Mampu
43.    1    2    3    3    4    3    4    4    4    3    4    35    79.54    Mampu
44.    1    2    3    4    4    4    4    4    3    2    4    35    79.54    Mampu
45.    3    3    3    2    4    4    4    4    3    1    4    35    79.54            Mampu
Jmlh    83    118    129    141    166    157    151    165    136    118    163    1520    3454.32   

Keterangan:
A    = Keterlibatan Aspek Pancaindra
B    = Imajinasi
C    = Kesan Hidup
D    = Menunjukkan Objek Yang Ditulis
E    = Kesesuaian Topik Dengan Isi
F    = Kohesi antar kalimat
G    = Koherensi antar kalimat
H    = Memusatkan Uraian Pada Objek Yang Ditulis
I    =Pemilihan Kata
J    = Ejaan dan Tanda Baca
K    = Kerapian Tulisan

Berdasarkan hasil deskripsi di atas, di peroleh informasi bahwa:
    Sebanyak 7 orang siswa atau 15.55% tergolong dalam kategori sangat  mampu dengan rincian 1 orang siswa memperoleh skor 40 atau mencapai kemampuan 90.90%, 1 orang siswa memperoleh skor 39 atau mencapai kemampauan 88.63%, dan 5 orang siswa memperoleh skor 38 atau mencapai kemampauan 86.36%,.
    Sebanyak 35 orang siswa atau 77.77% tergolong dalam kategori mampu dengan rincian 1 orang siswa memperoleh skor 37 atau mencapai kemampuan 84.09%, 7 orang siswa memperoleh skor 36 atau mencapai kemampuan 81.81%, 7 orang siswa memperoleh skor 35 atau mencapai kemampuan 79.54%, 3 orang siswa memperoleh skor 34 atau mencapai kemampuan 77.27%, 4 orang siswa memperoleh skor  33 atau mencapai kemampuan 75%, 6 orang siswa memperoleh skor 32 atau mencapai kemampuan 72.72%, 3 orang siswa memperoleh skor 31 atau mencapai kemampuan 70.45%, 3 orang siswa memperoleh skor 30 atau mencapai kemampuan 68.18%, dan 1 orang siswa memperoleh skor 29 atau mencapai kemampuan 65.90%.
    Sebanyak 3 orang siswa atau 6.66% tergolong dalam kategori kurang  mampu dengan rincian 3 orang siswa memperoleh skor 27 atau mencapai kemampuan 61.36%  dan 1 orang siswa memperoleh skor 25 atau mencapai kemampauan 56.81%.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang perolehan skor kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari yang dikemukanan di atas dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 6
Kemampuan Menulis Paragraf  Deskriptif Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Kendari
Kategori    Frekuensi    Peresentase
Sangat Mampu
Mampu
Kurang Mampu    7
35
3    15.55%
77.77%
6.66%
Jumlah    45    100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh informasi bahwa di antara 45 orang siswa yang dijadikan sampel terdapat 7 orang siswa (15.55%) sangat mampu dalam menulis paragraf deskriptif, 35 orang siswa (77.77%) mampu dalam menulis paragraf deskriptif , dan 3 orang siswa (6.66%) kurang mampu. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari sudah mampu dalam menulis paragraf deskriptif.











    Deskripsi Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Pada Setiap Aspek
    Data dan Analisis Data Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif  Pada Keterlibatan Aspek Pancaindra
Kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari  pada keterlibatan aspek pancaindra.
Tabel 7
Kemampauan menulis paragraf deskriptif  pada keterlibatan aspek pancaindra
No. Resp    Skor    %
Kemampuan    Kategori
1.    2    50    Kurang Mampu
2.    1    25    Kurang Mampu
3.    3    75    Mampu
4.    2    50    Kurang Mampu
5.    2    50    Kurang Mampu
6.    2    50    Kurang Mampu
7.    2    50    Kurang Mampu
8.    2    50    Kurang Mampu
9.    1    25    Kurang Mampu
10.    2    50    Kurang Mampu
11.    4    100    Sangat Mampu
12.    4    100    Sangat Mampu
13.    1    25    Kurang Mampu
14.    1    25    Kurang Mampu
15.    2    50    Kurang Mampu
16.    2    50    Kurang Mampu
17.    1    25    Kurang Mampu
18.    3    75    Mampu
19.    1    25    Kurang Mampu
20.    1    25    Kurang Mampu
21.    3    75    Mampu
22.    2    50    Kurang Mampu
23.    1    25    Kurang Mampu
24.    2    50    Kurang Mampu
25.    3    75    Mampu
26.    3    75    Mampu
27.    1    25    Kurang Mampu
28.    2    50    Kurang Mampu
29.    1    25    Kurang Mampu
30.    1    25    Kurang Mampu
31.    2    50    Kurang Mampu
32.    2    50    Kurang Mampu
33.    1    25    Kurang Mampu
34.    2    50    Kurang Mampu
35.    2    50    Kurang Mampu
36.    1    25    Kurang Mampu
37.    2    50    Kurang Mampu
38.    3    75    Mampu
39.    2    50    Kurang Mampu
40.    1    25    Kurang Mampu
41.    1    25    Kurang Mampu
42.    1    25    Kurang Mampu
43.    1    25    Kurang Mampu
44.    1    25    Kurang Mampu
45.    3    75    Mampu
    83       

Penyebaran data di atas menjalaskan bahwa di antara 45 orang siswa yang menjadi responden, terdapat 2 orang siswa memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 100%, 7 orang siswa memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 75%,  18 orang siswa memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 50%, dan 18 orang siswa memperoleh skor 25 atau hanya mencapai kemampuan 25%.
Skor maksimal untuk  keterlibatan aspek pancaindra adalah 4. Jumlah responden sebanyak 45 orang siswa. Jadi jumlah skor maksimal adalah 4 × 45 = 180, sedangkan jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada keterlibatan aspek pancaindra sebesar 83. Dengan demikian, bila dicari kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada keterlibatan aspek pancaindra, maka:
Kemampuan= 83/180×100%
                  = 46.11 %
Berdasarkan hasil persentase kemampuan di atas, dapat dikatakan bahwa kemampun menulis paragraf deskriptif  siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada keterlibatan aspek pancaindra tergolong dalam kategori kurang mampu. Dikatakan kurang mampu karena berada pada tataran antara 00%-64%.
Pada aspek ini tergolong kurang mampu yang disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, siswa memilih objek yang tidak dapat menghadirkan semua pancaindra, sehingga siswa terperangkap pada objek itu sendiri dan hanya menampilkan 1 atau 2 atau 3 pancaindra. Misalnya, pada tulisan responden 20 yang memilih topik “lapangan Lakidende” yang tidak dapat menampilkan pancaindra pendengaran. Kedua, siswa terkadang terfokus pada satu pancaindra sehingga pancaindra yang lain terabaikan. Ketiga, yang paling utama siswa masih sulit memilih kata dan ide untuk menghadirkan pancaindra dalam kalimat-kalimatnya.  







    Data dan Analisis Data Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif  Pada Aspek Imajinasi
Kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari  pada aspek imajinasi.
Tabel 8
Kemampauan menulis paragraf deskriptif  pada aspek imajinasi
No. Resp    Skor    %
Kemampuan    Kategori
1.    4    100    Sangat Mampu
2.    2    50    Kurang Mampu
3.    3    75    Mampu
4.    3    75    Mampu
5.    3    75    Mampu
6.    3    75    Mampu
7.    2    50    Kurang Mampu
8.    3    75    Mampu
9.    2    50    Kurang Mampu
10.    3    75    Mampu
11.    4    100    Sangat Mampu
12.    3    75    Mampu
13.    2    50    Kurang Mampu
14.    2    50    Kurang Mampu
15.    3    75    Mampu
16.    3    75    Mampu
17.    2    50    Kurang Mampu
18.    3    75    Mampu
19.    2    50    Kurang Mampu
20.    2    50    Kurang Mampu
21.    3    75    Mampu
22.    3    75    Mampu
23.    3    75    Mampu
24.    3    75    Mampu
25.    2    50    Kurang Mampu
26.    4    100    Sangat Mampu
27.    2    50    Kurang Mampu
28.    3    75    Mampu
29.    2    50    Kurang Mampu
30.    2    50    Kurang Mampu
31.    3    75    Mampu
32.    3    75    Mampu
33.    2    50    Kurang Mampu
34.    3    75    Mampu
35.    3    75    Mampu
36.    2    50    Kurang Mampu
37.    2    50    Kurang Mampu
38.    4    100    Sangat Mampu
39.    2    50    Kurang Mampu
40.    2    50    Kurang Mampu
41.    2    50    Kurang Mampu
42.    3    75    Mampu
43.    2    50    Kurang Mampu
44.    2    50    Kurang Mampu
45.    2    50    Kurang Mampu
Jumlah    118       

Penyebaran data di atas menjalaskan bahwa di antara  45 orang siswa yang menjadi responden, terdapat 4 orang siswa memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 100%, 20 orang siswa memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 75%, dan 21 orang siswa memperoleh skor 2 atau hanya mencapai kemampuan 50%.
Skor maksimal untuk  aspek imajinasi adalah 4. Jumlah responden sebanyak 45 orang siswa. Jadi jumlah skor maksimal adalah 4 × 45 = 180, sedangkan jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada aspek imajinasi sebesar 118. Dengan demikian, bila dicari kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada aspek imajinasi, maka:


Kemampuan= 118/180×100%
                  = 65.55 %
Berdasarkan hasil persentase kemampuan di atas, dapat dikatakan bahwa kemampun menulis paragraf deskriptif  siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada aspek imajinasi tergolong dalam kategori mampu. Dikatakan mampu karena berada pada tataran antara 65%-84%.















    Data dan Analisis Data Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif  Pada Aspek Kesan Hidup
Kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari  pada aspek kesan hidup.
Tabel 9
Kemampuan menulis paragraf deskriptif  pada aspek kesan hidup
No Resp    Skor    %
Kemampuan    Kategori
1.    4    100    Sangat Mampu
2.    4    100    Sangat Mampu
3.    2    50    Kurang Mampu
4.    3    75    Mampu
5.    4    100    Sangat Mampu
6.    3    75    Mampu
7.    2    50    Kurang Mampu
8.    3    75    Mampu
9.    2    50    Kurang Mampu
10.    3    75    Mampu
11.    3    75    Mampu
12.    3    75    Mampu
13.    3    75    Mampu
14.    2    50    Kurang Mampu
15.    3    75    Mampu
16.    3    75    Mampu
17.    3    75    Mampu
18.    3    75    Mampu
19.    2    50    Kurang Mampu
20.    4    100    Sangat Mampu
21.    3    75    Mampu
22.    3    75    Mampu
23.    2    50    Kurang Mampu
24.    3    75    Mampu
25.    2    50    Kurang Mampu
26.    4    100    Sangat Mampu
27.    3    75    Mampu
28.    3    75    Mampu
29.    2    50    Kurang Mampu
30.    3    75    Mampu
31.    3    75    Mampu
32.    2    50    Kurang Mampu
33.    3    75    Mampu
34.    3    75    Mampu
35.    3    75    Mampu
36.    3    75    Mampu
37.    2    50    Kurang Mampu
38.    3    75    Mampu
39.    2    50    Kurang Mampu
40.    3    75    Mampu
41.    3    75    Mampu
42.    4    100    Sangat Mampu
43.    3    75    Mampu
44.    3    75    Mampu
45.    2    50    Kurang Mampu
Jumlah    129       

Penyebaran data di atas menjalaskan bahwa di antara 45 orang siswa yang menjadi responden, terdapat 6 orang siswa memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 100%, 28 orang siswa memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 75%, dan 12 orang siswa memperoleh skor 2 atau hanya mencapai kemampuan 50%.
Skor maksimal untuk  aspek kesan hidup adalah 4. Jumlah responden sebanyak 45 orang siswa. Jadi jumlah skor maksimal adalah 4 × 45 = 180, sedangkan jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada aspek kesan hidup sebesar 129. Dengan demikian, bila dicari kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada aspek kesan hidup, maka:


Kemampuan= 129/180×100%
                  = 71.66 %
Berdasarkan hasil persentase kemampuan di atas, dapat dikatakan bahwa kemampun menulis paragraf deskriptif  siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari  pada aspek kesan hidup  tergolong dalam kategori mampu. Dikatakan mampu karena berada pada tataran antara 65%-84%.















    Data dan Analisis Data Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif  Pada Aspek Menunjukkan Objek Yang Ditulis
Kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari  pada aspek menunjukkan objek yang ditulis.
Tabel 10
Kemampuan menulis paragraf deskriptif  pada aspek menunjukkan objek yang ditulis
No. Resp    Skor    %
Kemampuan    Kategori
1.    4    100    Sangat Mampu
2.    4    100    Sangat Mampu
3.    2    50    Kurang Mampu
4.    3    75    Mampu
5.    3    75    Mampu
6.    4    100    Sangat Mampu
7.    3    75    Mampu
8.    4    100    Sangat Mampu
9.    3    75    Mampu
10.    3    75    Mampu
11.    4    100    Sangat Mampu
12.    2    50    Kurang Mampu
13.    3    75    Mampu
14.    3    75    Mampu
15.    3    75    Mampu
16.    3    75    Mampu
17.    2    50    Kurang Mampu
18.    3    75    Mampu
19.    2    50    Kurang Mampu
20.    4    100    Sangat Mampu
21.    4    100    Sangat Mampu
22.    2    50    Kurang Mampu
23.    3    75    Mampu
24.    3    75    Mampu
25.    3    75    Mampu
26.    4    100    Sangat Mampu
27.    4    100    Sangat Mampu
28.    3    75    Mampu
29.    3    75    Mampu
30.    3    75    Mampu
31.    4    100    Sangat Mampu
32.    3    75    Mampu
33.    3    75    Mampu
34.    4    100    Sangat Mampu
35.    4    100    Sangat Mampu
36.    3    75    Mampu
37.    3    75    Mampu
38.    3    75    Mampu
39.    2    50    Kurang Mampu
40.    3    75    Mampu
41.    2    50    Kurang Mampu
42.    4    100    Sangat Mampu
43.    3    75    Mampu
44.    4    100    Sangat Mampu
45.    2    50    Kurang Mampu
Jumlah    141       

Penyebaran data di atas menjalaskan bahwa di antara  45 orang siswa yang menjadi responden, terdapat 14 orang siswa memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 100%, 23 orang siswa memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 75%, dan 8 orang siswa memperoleh skor 2 atau hanya mencapai kemampuan 50%.
Skor maksimal untuk  aspek menunjukkan objek yang ditulis adalah 4. Jumlah responden sebanyak 45 orang siswa. Jadi jumlah skor maksimal adalah 4 × 45 = 180, sedangkan jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada aspek menunjukkan objek yang ditulis  141. Dengan demikian, bila dicari kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada aspek menunjukkan objek yang ditulis, maka:


Kemampuan= 141/180×100%
                  = 78.33 %
Berdasarkan hasil persentase kemampuan di atas, dapat dikatakan bahwa kemampun menulis paragraf deskriptif  siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari  pada aspek menunjukkan objek yang ditulis  tergolong dalam kategori mampu. Dikatakan mampu karena berada pada tataran antara 65%-84%.















    Data dan Analisis Data Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif  Pada Aspek Kesesuaian Topik Dengan Isi
Kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari  pada aspek kesesuaian topik dengan isi
Tabel 11
Kemampuan menulis paragraf deskriptif  pada aspek kesesuaian topik dengan isi
No. Resp    Skor    %
Kemampuan    Kategori
1.    3    75    Mampu
2.    4    100    Sangat Mampu
3.    4    100    Sangat Mampu
4.    4    100    Sangat Mampu
5.    4    100    Sangat Mampu
6.    3    75    Mampu
7.    3    75    Mampu
8.    4    100    Sangat Mampu
9.    4    100    Sangat Mampu
10.    4    100    Sangat Mampu
11.    3    75    Mampu
12.    4    100    Sangat Mampu
13.    4    100    Sangat Mampu
14.    3    75    Mampu
15.    4    100    Sangat Mampu
16.    4    100    Sangat Mampu
17.    4    100    Sangat Mampu
18.    3    75    Mampu
19.    3    75    Mampu
20.    4    100    Sangat Mampu
21.    4    100    Sangat Mampu
22.    3    75    Mampu
23.    3    75    Mampu
24.    4    100    Sangat Mampu
25.    4    100    Sangat Mampu
26.    4    100    Sangat Mampu
27.    4    100    Sangat Mampu
28.    4    100    Sangat Mampu
29.    4    100    Sangat Mampu
30.    4    100    Sangat Mampu
31.    4    100    Sangat Mampu
32.    4    100    Sangat Mampu
33.    4    100    Sangat Mampu
34.    4    100    Sangat Mampu
35.    3    75    Mampu
36.    4    100    Sangat Mampu
37.    4    100    Sangat Mampu
38.    4    100    Sangat Mampu
39.    3    75    Mampu
40.    4    100    Sangat Mampu
41.    3    75    Mampu
42.    4    100    Sangat Mampu
43.    4    100    Sangat Mampu
44.    4    100    Sangat Mampu
45.    2    50    Kurang Mampu
Jumlah    166       

Penyebaran data di atas menjalaskan bahwa di antara  45 orang siswa yang menjadi responden, terdapat 32 orang siswa memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 100%, 12 orang siswa memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 75%, dan 1 orang siswa memperoleh skor 2 atau hanya mencapai kemampuan 50%.
Skor maksimal untuk  pada aspek kesesuaian topik dengan isi adalah 4. Jumlah responden sebanyak 45 orang siswa. Jadi jumlah skor maksimal adalah 4 × 45 = 180, sedangkan jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada aspek kesesuaian topik dengan isi 166. Dengan demikian, bila dicari kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada aspek kesesuaian topik dengan isi, maka:
Kemampuan= 166/180×100%
                  = 92.22 %
Berdasarkan hasil persentase kemampuan di atas, dapat dikatakan bahwa kemampun menulis paragraf deskriptif  siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari  pada aspek kesesuaian topik dengan isi  tergolong dalam kategori sangat mampu. Dikatakan sangat mampu karena berada pada tataran antara 85%-100%.

















    Data dan Analisis Data Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif  Pada Aspek Kohesi Antar Kalimat
Kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 pada aspek kohesi antar kalimat.
Tabel 12
Kemampuan menulis paragraf deskriptif pada aspek kohesi antar kalimat
No. Resp    Skor    %
Kemampuan    Kategori
1.    4    100    Sangat Mampu
2.    4    100    Sangat Mampu
3.    3    75    Mampu
4.    3    75    Mampu
5.    3    75    Mampu
6.    4    100    Sangat Mampu
7.    3    75    Mampu
8.    3    75    Mampu
9.    3    75    Mampu
10.    4    100    Sangat Mampu
11.    4    100    Sangat Mampu
12.    4    100    Sangat Mampu
13.    4    100    Sangat Mampu
14.    3    75    Mampu
15.    4    100    Sangat Mampu
16.    3    75    Mampu
17.    4    100    Sangat Mampu
18.    3    75    Mampu
19.    3    75    Mampu
20.    4    100    Sangat Mampu
21.    3    75    Mampu
22.    4    100    Sangat Mampu
23.    3    75    Mampu
24.    4    100    Sangat Mampu
25.    3    75    Mampu
26.    3    75    Mampu
27.    3    75    Mampu
28.    4    100    Sangat Mampu
29.    4    100    Sangat Mampu
30.    3    75    Mampu
31.    4    100    Sangat Mampu
32.    4    100    Sangat Mampu
33.    4    100    Sangat Mampu
34.    4    100    Sangat Mampu
35.    3    75    Mampu
36.    3    75    Mampu
37.    4    100    Sangat Mampu
38.    3    75    Mampu
39.    3    75    Mampu
40.    3    75    Mampu
41.    3    75    Mampu
42.    4    100    Sangat Mampu
43.    3    75    Mampu
44.    4    100    Sangat Mampu
45.    4    100    Sangat Mampu
Jumlah    157       

Penyebaran data di atas menjalaskan bahwa di antara  45 orang siswa yang menjadi responden, terdapat 22 orang siswa memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 100% dan 23 orang siswa memperoleh skor 3 atau hanya mencapai kemampuan 75%.
Skor maksimal untuk  pada aspek kohesi antar kalimat adalah 4. Jumlah responden sebanyak 45 orang siswa. Jadi jumlah skor maksimal adalah 4 × 45 = 180, sedangkan jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada aspek kohesi antar kalimat 157. Dengan demikian, bila dicari kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada aspek kohesi antar kalimat, maka:
Kemampuan= 157/180×100%
                  = 87.22 %
Berdasarkan hasil persentase kemampuan di atas, dapat dikatakan bahwa kemampun menulis paragraf deskriptif  siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari  pada aspek kohesi antar kalimat tergolong dalam kategori sangat mampu. Dikatakan sangat mampu karena berada pada tataran antara 85%-100%.


















    Data dan Analisis Data Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif  Pada Aspek Koherensi Antar Kalimat
Kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 pada aspek koherensi antar kalimat.
Tabel 13
Kemampuan menulis paragraf deskriptif pada aspek koherensi antar kalimat
No. Resp    Skor    %
Kemampuan    Kategori
1.    4    100    Sangat Mampu
2.    4    100    Sangat Mampu
3.    2    50    Kurang Mampu
4.    2    50    Kurang Mampu
5.    3    75    Mampu
6.    3    75    Mampu
7.    3    75    Mampu
8.    4    100    Sangat Mampu
9.    3    75    Mampu
10.    3    75    Mampu
11.    3    75    Mampu
12.    3    75    Mampu
13.    3    75    Mampu
14.    3    75    Mampu
15.    4    100    Sangat Mampu
16.    3    75    Mampu
17.    3    75    Mampu
18.    3    75    Mampu
19.    3    75    Mampu
20.    3    75    Mampu
21.    3    75    Mampu
22.    3    75    Mampu
23.    2    50    Kurang Mampu
24.    4    100    Sangat Mampu
25.    3    75    Mampu
26.    3    75    Mampu
27.    3    75    Mampu
28.    3    75    Mampu
29.    4    100    Sangat Mampu
30.    4    100    Sangat Mampu
31.    4    100    Sangat Mampu
32.    4    100    Sangat Mampu
33.    4    100    Sangat Mampu
34.    4    100    Sangat Mampu
35.    3    75    Mampu
36.    4    100    Sangat Mampu
37.    4    100    Sangat Mampu
38.    4    100    Sangat Mampu
39.    3    75    Mampu
40.    4    100    Sangat Mampu
41.    3    75    Mampu
42.    4    100    Sangat Mampu
43.    4    100    Sangat Mampu
44.    4    100    Sangat Mampu
45.    4    100    Sangat Mampu
Jumlah    151       

Penyebaran data di atas menjalaskan bahwa di antara  45 orang siswa yang menjadi responden, terdapat 19 orang siswa memperoleh skor  4 atau mencapai kemampuan 100%, 23 orang siswa memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 75%, dan 3 orang siswa memperoleh skor 2 atau hanya mencapai kemampuan 50%.
Skor maksimal untuk  pada aspek aspek Koherensi antar kalimat adalah 4. Jumlah responden sebanyak 45 orang siswa. Jadi jumlah skor maksimal adalah 4 × 45 = 180, sedangkan jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada aspek Koherensi antar kalimat 151. Dengan demikian, bila dicari kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada aspek kohesi antar kalimat, maka:


Kemampuan= 151/180×100%
                  = 83.88 %
Berdasarkan hasil persentase kemampuan di atas, dapat dikatakan bahwa kemampun menulis paragraf deskriptif  siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari  pada aspek koherensi antar kalimat tergolong dalam kategori mampu. Dikatakan mampu karena berada pada tataran antara 65%-48%.














    Data dan Analisis Data Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif  Pada Aspek Memusatkan Uraian Pada Objek Yang Ditulis
Kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 pada aspek memusatkan uraian pada objek yang ditulis
Tabel 14
Kemampuan menulis paragraf deskriptif  pada aspek memusatkan uraian pada objek yang ditulis
No. Resp    Skor    %
Kemampuan    Kategori
1.    3    75    Mampu
2.    4    100    Sangat Mampu
3.    4    100    Sangat Mampu
4.    4    100    Sangat Mampu
5.    4    100    Sangat Mampu
6.    3    75    Mampu
7.    2    50    Kurang Mampu
8.    4    100    Sangat Mampu
9.    4    100    Sangat Mampu
10.    4    100    Sangat Mampu
11.    4    100    Sangat Mampu
12.    4    100    Sangat Mampu
13.    4    100    Sangat Mampu
14.    3    75    Mampu
15.    4    100    Sangat Mampu
16.    3    75    Mampu
17.    3    75    Mampu
18.    3    75    Mampu
19.    3    75    Mampu
20.    4    100    Sangat Mampu
21.    4    100    Sangat Mampu
22.    4    100    Sangat Mampu
23.    3    75    Mampu
24.    3    75    Mampu
25.    4    100    Sangat Mampu
26.    4    100    Sangat Mampu
27.    4    100    Sangat Mampu
28.    4    100    Sangat Mampu
29.    4    100    Sangat Mampu
30.    4    100    Sangat Mampu
31.    4    100    Sangat Mampu
32.    4    100    Sangat Mampu
33.    4    100    Sangat Mampu
34.    4    100    Sangat Mampu
35.    3    75    Mampu
36.    4    100    Sangat Mampu
37.    4    100    Sangat Mampu
38.    4    100    Sangat Mampu
39.    4    100    Sangat Mampu
40.    4    100    Sangat Mampu
41.    3    75    Mampu
42.    4    100    Sangat Mampu
43.    4    100    Sangat Mampu
44.    4    100    Sangat Mampu
45.    2    50    Kurang Mampu
Jumlah    165       

Penyebaran data di atas menjalaskan bahwa di antara  45 orang siswa yang menjadi responden, terdapat 32 orang siswa memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 100%, 11 orang siswa memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 75%, dan 2 orang siswa memperoleh skor 2 atau hanya mencapai kemampuan 50%.
Skor maksimal untuk  aspek memusatkan uraian pada objek yang ditulis adalah 4. Jumlah responden sebanyak 45 orang siswa. Jadi jumlah skor maksimal adalah 4 × 45 = 180, sedangkan jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada aspek memusatkan uraian pada objek yang ditulis 165. Dengan demikian, bila dicari kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada aspek memusatkan uraian pada objek yang ditulis, maka:
Kemampuan= 165/180×100%
                  = 91.66 %
Berdasarkan hasil persentase kemampuan di atas, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis paragraf deskriptif  siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari  pada aspek memusatkan uraian pada objek yang ditulis  tergolong dalam kategori sangat mampu. Dikatakan sangat mampu karena berada pada tataran antara 85%-100%.














    Data dan Analisis Data Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif  Pada Aspek Pilihan Kata
Kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 pada aspek pilihan kata
Tabel 15
Kemampuan menulis paragraf deskriptif  pada aspek pilihan kata
No. Resp    Skor    %
Kemampuan    Kategori
1.    3    75    Mampu
2.    2    50    Kurang Mampu
3.    2    50    Kurang Mampu
4.    2    50    Kurang Mampu
5.    3    75    Mampu
6.    3    75    Mampu
7.    3    75    Mampu
8.    3    75    Mampu
9.    4    100    Sangat Mampu
10.    3    75    Mampu
11.    2    50    Kurang Mampu
12.    3    75    Mampu
13.    1    25    Kurang Mampu
14.    3    75    Mampu
15.    2    50    Kurang Mampu
16.    3    75    Mampu
17.    3    75    Mampu
18.    3    75    Mampu
19.    2    50    Kurang Mampu
20.    4    100    Sangat Mampu
21.    4    100    Sangat Mampu
22.    4    100    Sangat Mampu
23.    4    100    Sangat Mampu
24.    3    75    Mampu
25.    4    100    Sangat Mampu
26.    3    75    Mampu
27.    2    50    Kurang Mampu
28.    4    100    Sangat Mampu
29.    4    100    Sangat Mampu
30.    2    50    Kurang Mampu
31.    3    75    Mampu
32.    4    100    Sangat Mampu
33.    3    75    Mampu
34.    3    75    Mampu
35.    2    50    Kurang Mampu
36.    3    75    Mampu
37.    4    100    Sangat Mampu
38.    3    75    Mampu
39.    3    75    Mampu
40.    3    75    Mampu
41.    3    75    Mampu
42.    4    100    Sangat Mampu
43.    4    100    Sangat Mampu
44.    3    75    Mampu
45.    3    75    Mampu
Jumlah    136       

Penyebaran data di atas menjalaskan bahwa di antara 45 orang siswa yang menjadi responden, terdapat 12 orang siswa memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 100%, 23 orang siswa memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 75%,  9 orang siswa memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 50%, dan 1 orang siswa memperoleh skor 25 atau hanya mencapai kemampuan 25%.
Skor maksimal untuk  aspek pilihan kata  adalah 4. Jumlah responden sebanyak 45 orang siswa. Jadi jumlah skor maksimal adalah 4 × 45 = 180, sedangkan jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada aspek pilihan kata 136.  Dengan demikian, bila dicari kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada aspek pilihan kata, maka:

Kemampuan= 136/180×100%
                  = 75.55 %
Berdasarkan hasil persentase kemampuan di atas, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis paragraf deskriptif  siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari  pada aspek pilihan kata tergolong dalam kategori mampu. Dikatakan mampu karena berada pada tataran antara 65%-84%.















    Data dan Analisis Data Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif  Pada Aspek Ejaan dan Tanda Baca
Kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 pada aspek ejaan dan tanda baca.
Tabel 16
Kemampuan menulis paragraf deskriptif  pada aspek ejaan dan tanda baca
No. Resp    Skor    %
Kemampuan    Kategori
1.    2    50    Kurang Mampu
2.    2    50    Kurang Mampu
3.    2    50    Kurang Mampu
4.    3    75    Mampu
5.    2    50    Kurang Mampu
6.    3    75    Mampu
7.    3    75    Mampu
8.    2    50    Kurang Mampu
9.    4    100    Sangat Mampu
10.    1    25    Kurang Mampu
11.    2    50    Kurang Mampu
12.    4    100    Sangat Mampu
13.    1    25    Kurang Mampu
14.    3    75    Mampu
15.    3    75    Mampu
16.    2    50    Kurang Mampu
17.    3    75    Mampu
18.    3    75    Mampu
19.    2    50    Kurang Mampu
20.    3    75    Mampu
21.    3    75    Mampu
22.    4    100    Sangat Mampu
23.    2    50    Kurang Mampu
24.    2    50    Kurang Mampu
25.    1    25    Kurang Mampu
26.    3    75    Mampu
27.    3    75    Mampu
28.    3    75    Mampu
29.    4    100    Sangat Mampu
30.    3    75    Mampu
31.    1    25    Kurang Mampu
32.    4    100    Sangat Mampu
33.    2    50    Kurang Mampu
34.    3    75    Mampu
35.    2    50    Kurang Mampu
36.    1    25    Kurang Mampu
37.    3    75    Mampu
38.    4    100    Sangat Mampu
39.    4    100    Sangat Mampu
40.    3    75    Mampu
41.    1    25    Kurang Mampu
42.    4    100    Sangat Mampu
43.    3    75    Mampu
44.    2    50    Kurang Mampu
45.    3    75    Mampu
Jumlah    118       

Penyebaran data di atas menjalaskan bahwa di antara 45 orang siswa yang menjadi responden, terdapat 8 orang siswa memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 100%, 18 orang siswa memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 75%,  13 orang siswa memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 50%, dan 6 orang siswa memperoleh skor 25 atau hanya mencapai kemampuan 25%.
Skor maksimal untuk  pada aspek ejaan dan tanda baca adalah 4. Jumlah responden sebanyak 45 orang siswa. Jadi jumlah skor maksimal adalah 4 × 45 = 180, sedangkan jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada aspek ejaan dan tanda baca 118. Dengan demikian, bila dicari kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada aspek ejaan dan tanda baca, maka:

Kemampuan= 118/180×100%
                  = 65.55 %
Berdasarkan hasil persentase kemampuan di atas, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis paragraf deskriptif  siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari  pada aspek ejaan dan tanda baca tergolong dalam kategori mampu. Dikatakan mampu karena berada pada tataran antara 65%-84%.















    Data dan Analisis Data Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif  Pada Aspek Kerapian Tulisan
Kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 pada aspek kerapian tulisan
Tabel 17
Kemampuan menulis paragraf deskriptif  pada aspek kerapian tulisan
No. Resp    Skor    %
Kemampuan    Kategori
1.    4    100    Sangat Mampu
2.    4    100    Sangat Mampu
3.    4    100    Sangat Mampu
4.    4    100    Sangat Mampu
5.    4    100    Sangat Mampu
6.    4    100    Sangat Mampu
7.    1    25    Kurang Mampu
8.    4    100    Sangat Mampu
9.    4    100    Sangat Mampu
10.    3    75    Mampu
11.    3    75    Mampu
12.    4    100    Sangat Mampu
13.    4    100    Sangat Mampu
14.    3    75    Mampu
15.    4    100    Sangat Mampu
16.    4    100    Sangat Mampu
17.    4    100    Sangat Mampu
18.    4    100    Sangat Mampu
19.    2    50    Kurang Mampu
20.    4    100    Sangat Mampu
21.    4    100    Sangat Mampu
22.    4    100    Sangat Mampu
23.    4    100    Sangat Mampu
24.    4    100    Sangat Mampu
25.    3    75    Mampu
26.    3    75    Mampu
27.    3    75    Mampu
28.    3    75    Mampu
29.    3    75    Mampu
30.    4    100    Sangat Mampu
31.    4    100    Sangat Mampu
32.    4    100    Sangat Mampu
33.    4    100    Sangat Mampu
34.    4    100    Sangat Mampu
35.    3    75    Mampu
36.    3    75    Mampu
37.    4    100    Sangat Mampu
38.    4    100    Sangat Mampu
39.    4    100    Sangat Mampu
40.    4    100    Sangat Mampu
41.    3    75    Mampu
42.    4    100    Sangat Mampu
43.    4    100    Sangat Mampu
44.    4    100    Sangat Mampu
45.    3    75    Mampu
Jumlah    163       

Penyebaran data di atas menjalaskan bahwa di antara 45 orang siswa yang menjadi responden, terdapat 31 orang siswa memperoleh skor 4 atau mencapai kemampuan 100%, 12 orang siswa memperoleh skor 3 atau mencapai kemampuan 75%,  1 orang siswa memperoleh skor 2 atau mencapai kemampuan 50%, dan 1 orang siswa memperoleh skor 25 atau hanya mencapai kemampuan 25%.
Skor maksimal untuk  aspek kerapian tulisan adalah 4. Jumlah responden sebanyak 45 orang siswa. Jadi jumlah skor maksimal adalah 4 × 45 = 180, sedangkan jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada aspek kerapian tulisan 163. Dengan demikian, bila dicari kemampuan menulis paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari pada aspek kerapian tulisan, maka:

Kemampuan= 163/180×100%
                  = 90.55 %
Berdasarkan hasil persentase kemampuan di atas, dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis paragraf deskriptif  siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari  pada aspek kerapian tulisan tergolong dalam kategori sangat mampu. Dikatakan sangat mampu karena berada pada tataran antara 85%-100%.


















BAB V
PENUTUP
    Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa dari 45 orang siswa yang dijadikan sampel, terdapat 7 orang siswa atau 15.55% tergolong dalam kategori sangat  mampu, 34 orang siswa atau 75.55% tergolong dalam kategori mampu, dan 4 orang siswa atau 8.88% tergolong dalam kategori kurang  mampu. Hal ini dapat dikatakan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari sudah mampu dalam menulis paragraf deskriptif. Sebelas aspek yang dijadikan ukuran, ternyata pada aspek keterlibatan pancaindra masih tergolong kurang mampu. Namun, pada sepuluh aspek lainnya tergolong mampu. Kesepuluh aspek tersebut dapat deskripsikan dengan rincian  pada keterlibatan aspek pancaindra mencapai  46.11%, aspek imajinasi mencapai 65.55%, aspek kesan hidup mencapai 71.66%, aspek menunjukkan objek yang ditulis mencapai 78.33%, aspek kesesuaian topik dengan isi mencapai 92.22%, aspek kohesi antar kalimat mencapai 87.22 %, koherensi antar kalimat mencapai 83.88%, aspek memusatkan uraian pada objek yang ditulis mencapai 91.66%, aspek pilihan kata mencapia 75.55 %, aspek ejaan dan tanda baca mencapai  65.55%, dan aspek kerapian mencapai  90.55%.
    Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
    Hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam menulis paragraf deskriptif pada sebelas aspek yang menjadi penilainan sudah tergolong mampu. Oleh sebab itu, guru sebagai pengajar agar terus mempertahankan dan meningkatkan lagi kemampuan siswa dalam menulis paragraph deskriptif.
    Pada keterlibatan aspek pancaindra tergolong kurang mampu. Solusi untuk guru, disarankan agar tidak lupa menggiring siswa terlebihdahulu untuk memilihan objek yang tepat sebelum menulis agar siswa dapat menghadirkan semua aspek pancaindra. Kemudian, ajarkan kepada siswa agar tidak terfokus pada satu aspek pancaindra saja dan selalu ingatkan kepada siswa menganai pancaindra yang lainnya. Supaya siswa lihai dalam mengolah ide maka latihlah siswa agar dapat menuangkan ide dengan kata-kata yang tepat untuk menghadirkan aspek pancaindra.
    Siswa kelas X SMA Negeri 9 Kendari telah dinilai dengan sebelas aspek penilaian dan tergolong sudah mampu dalam menulis paragraf deskriptif. Walaupun demikian, mereka masih perlu diberi bimbingan dan pelatihan khususnya pada keterlibatan aspek pancaindra, agar siswa dapat menghadirkan semua aspek pencaindra dalam paragraf deskriptif  yang ditulisnya. Salain itu, berilah bimbingan dan pelatihan agar siswa lebih mampu lagi dalam  menuangkan ide dan gagasan yang ada di dalam benaknya serta mampu menggambarkan sesuatu kepada pembaca yang pada akhirnya dapat dengan mudah dipahami oleh para pembaca.



















DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Muhsin. 1991. Penyusunan dan Pengembangan Paragraf serta Penciptaan Gaya Bahasa Karangan. Malang: YA3.

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Akhadiah, dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis. Jakarta: Erlangga

Alwasilah, A. Chaedar & Senny Suzanna Alwasilah.2005. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat.

Badudu, 1985. Cakrawala Bahasa Indonesi. Jakarta: Gramedia.

Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menegah Pertama.

Keraf, Gorys. 1983. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Keraf, Gorys. 1993. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa Indah.

Keraf, gorys. 1994. Argumentasi dan Narasi Komposisi Lanjutan Ii, Jakarta: Gramedia
Keraf, Gorys. 1995. Eksposisi. Jakarta: Gramedia.

Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa. Jakarta: Gramedia.

Parera, Jos Daniel. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga.

Sakri, Adjat. 1992. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: ITB.

Sevilla, Consuelo G, dkk. 2006. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sirait, Bistok, dkk. 1985. Pedoman Karang Mengarang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Sudiati, Dra. Vero, dkk. 2005. Kiat Menulis Deskripsi dan Narasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Suparno dan Maohammad Yunus. 2005. Keterampilan Dasar Menulis. Universitas Terbuka.

Supriyadi. 1991. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta. Depdikbut

Suparno. 2004. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta. Universitas Terbuka

Syafi’ie, imam. 1988. Retorika Dalam Menulis. Jakarta: Depdiknas

Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo.





















LAMPIRAN-LAMPIRAN












Lampiran I
SOAL
    Tuliskan Nama dan kelas pada lembar jawaban Anda.
    Buatlah sebuah paragraf deskriptif sesuai dengan objek yang anda pilih?