Selamat Datang di Dunia Nyata

dunia yang penuh tantangan

Senin, 08 Agustus 2011

Siksa Neraka




DitoNews - Wahai hamba Allah, kaum Muslimin, ketahuilah sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala menciptakan makhluk supaya mereka mengenal Allah Subhanahu wata’ala dan menyembah-Nya dan supaya mereka takut kepada-Nya. Dan Allah Subhanahu wata’ala telah menggambarkan tentang pedihnya siksaan-Nya dan dahsyatnya api Neraka-Nya di dalam Al Quranul karim dengan pensifatan yang sedemikian banyak dan pengulangan yang beraneka ragam. Seluruh hal tersebut Allah Subhanahu wata’ala sifatkan tentang api Neraka dan apa yang Allah Subhanahu wata’ala siapkan berupa siksaan dan kepedihan dan yang terkandung di dalamnya berupa makanan dari zaqqum, addhori’, air yang mendidih, belenggu, dan rantai yang membuat getar hati orang-orang beriman yang takut kepada Allah Subhanahu wata’ala yang maha perkasa lagi maha kuat. Dan membuat getar hati para hamba yang menyadari dirinya bahwa dia akan berdiri di depan Allah Subhanahu wata’ala yang maha perkasa.

Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala telah memperingatkan dari api Neraka dan demi Allah!… tidaklah Allah Subhanahu wata’ala memperingatkan kepada hamba-Nya dan membuat mereka takut kepada sesuatupun yang lebih keras dan lebih dahsyat dari api Neraka. Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

فَأَنْذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّى

“Maka Kami memperingatkan kamu dengan Neraka yang menyala-nyala” (Al Lail: 14)

Dan Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

إِنَّهَا لإحْدَى الْكُبَرِ. نَذِيرًا لِلْبَشَرِ

“Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar, sebagai ancaman bagi manusia.” (Al Muddatsir: 35)

Dan diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ad Darimi, dan Al Hakim, dari An Nu’man bin Basyir Radhiallahu’anhu berkata: “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam berkhutbah dan berkata, ’saya peringatkan kalian dari api Neraka, saya peringatkan kalian dari api Neraka’. Andaikata sesorang berada di pasar ia akan mendengarkan suara tersebut dari tempatku ini. Dan waktu itu beliau membawa selendang yang tadinya berada di bahu kemudian jatuh di kakinya.” Menunjukkan kerasanya beliau memperingatkan hal tersebut kepada umatnya.

Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya Shallallahu’alaihi wasallam telah menggambarkan bagaimana panasnya api Neraka, dan bagaimana golakan api Neraka, dan digambarkan bagaimana makanan dan minuman penghuninya, dan digambarkan bagaimana belenggu dan berbagai macam siksaan yang terkandung di dalamnya, dan digambarkan tentang pakaian orang-orang yang menghuninya. Seluruh hal tersebut sebagai seruan kepada hamba Allah Subhanahu wata’ala supaya takut dan bertakwa kepada-Nya dan bersegera menuju hal-hal yang dicintai dan diridhoi oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Takutlah Kepada Allah Subhanahu wata’ala

Dan siapa yang menyaksikan, siapa yang memperhatikan tadabbur terhadap Al Quranul Karim dan sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dan memperhatikan bagaimana Shirah perjalanan hidup para ulama As Salaf, Ahlul Ilmi wal Iman dari kalangan para shahabat Radhiallahu’anhum dan orang-oang yang mengikuti mereka dengan baik, ia akan mendapatkan bagaimana rasa takut mereka kepada Neraka adalah suatu perkara yang sangt menakjubkan. Rasa takut inilah yang membawa mereka dalam keadaan yang mulia. Dan ini menunjukkan mereka di kedudukan yang tertinggi dalam keadan taat kepada Allah Subhanahu wata’ala dam menjauhi segala sesatu yang makruh apalagi yang diharamkan.

Seluruh hal tersebut sebagai rasa takut kepada Allah Subhanahu wata’ala takut dari ancaman api Neraka-Nya dan apa-apa yang Allah Subhanahu wata’ala telah siapkan bagi orang-orang yang bemaksiat kepada-Nya. Karena itulah orang yang takut seperti ini telah dijamin untuk mereka Surga. Di dalam firman-Nya Allah Subhanahu wata’ala mengatakan,

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ

“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.” (Ar Rahman: 46)

Dan Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” (Al Mulk: 12)

Berkata Abu Sulaiman Ad Darani: “Asal segala kebaikan di dunia dan di akhirat adalah takut kepada Allah Subhanahu wata’ala, tidak satu hati pun yang kosong dari rasa takut kecuali hati itu adalah hati yang rusak.”

Karena itulah wahai hamba Allah !!… Wahai anak adam,

فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

“Peliharalah dirimu dari Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah: 24)

Dan Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah Subhanahu wata’ala terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At Tahrim: 6)

Dan api Neraka itu, wahai hamba Allah !… Sebagaimana yang disifatkan di dalam firman-Nya,

لَهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ ذَلِكَ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِ عِبَادَهُ يَا عِبَادِ فَاتَّقُونِ

“Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah Subhanahu wata’ala mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku.” (Az Zumar: 16)

Memperhatikan hari ini, wahai saudaraku kaum Muslmin, adalah perkara yang sangat penting dan membuat kita sadar bagaimana pentingnya untuk berlindung dari pedihnya api Neraka. Karena itu jadilah orang-orang yang disifatkan dalam firman-Nya,

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah Subhanahu wata’ala sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barang siapa yang Engkau masukkan ke dalam Neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang lalim seorang penolongpun.” (Ali Imron: 190-192)

Dan jadilah seperti orang-orang yang disifatkan dalam firman-Nya,

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الأرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلامًا

وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا

إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا

“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahanam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”. Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (Al Furqaan: 63-66)

Dan jadilah kaum Muslim yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wata’ala, orang yang tergolong di dalam firman-Nya,

وَالَّذِينَ هُمْ مِنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ

“Dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.” (Al Ma’arij: 27)

Termasuklah dalam orang-orang yang termauk dalam firman-Nya,

وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَسَاءَلُون.َ قَالُوا إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِي أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ

“Dan sebahagian mereka menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya. Mereka berkata: “Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab).” (At Thuur: 25-26)

Juga diriwayatkan dari Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu, “Sesungguhnya kebanyakan doa nabi Shallallahu’alaihi wasallam yaitu,

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Wahai Rabb kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jauhkan kami dari Neraka”

Dan orang-orang yang senantiasa meneteskan air mata takut kepada Allah Subhanahu wata’ala dinyatakan di dalam hadits,

عَيْنَانِ لاَ تَمُسُّهُمَا النَّارُ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيْلِ اللهِ

“Dua mata yang tidak akan disentuh oleh api Neraka: (pertama) mata yang menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wata’ala, (kedua) mata yang bermalam dalam keadaan berjaga di jalan Allah Subhanahu wata’ala.” (HR. At-Tirmidzi no. 1639, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmidzi dan Al-Misykat no. 3829)

Dan diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari hadits Abu Hurairah Radhiallahu’anhu,

وعن ابى هريرةرضى اللّه عنه عن النّبىّ صلّى اللّه عليه وسلّم قال : سبعةيظلّهم اللّه فى ظلّه يوم لاظلّ الاّظلّه :

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Ada tujuh orang yang akan dinaungi oleh Allah Subhanahu wata’ala dalam naungan-Nya pada hari yang tiada naungan melainkan naungan-Nya sendiri”, Disebutkan di antara mereka,

ورجل ذكراللّه خالياففاضت عليناه (متفق عليه)

“….Orang yang mengingat pada Allah Subhanahu wata’ala di waktu keadaan sunyi lalu melelehlah airmata dari kedua matanya.” (Muttafaq ‘alaih)

Rasa Takutnya Salafus Shalih Kepada Neraka

Umar bin Khatab pernah berkata, “Wahai sekalian manusia, andaikata ada yg menyeru dari langit, ‘wahai sekalian manusia, sesunguhnya kalian semua masuk Surga kecuali satu orang’ Saya takut satu orang itu adalah saya.”

Lihat bagaimana rasa takut para ulama As Salaf. Dan suatu hari Al Hasan Al Bashri pernah menangis, maka ditanya kepada beliau, “Apa yg membuatmu menangis wahai Abu Said?” Beliau menjawab, “Saya takut Allah Subhanahu wata’ala akan melemparkan saya besok di api Neraka dan Allah Subhanahu wata’ala tidak memperhatikannya.”

Dan berkata Yazid bin Kholsyan, “Demi Allah! Saya tidak penah melihat org yang lebih takut dari Al Hasan Al Bashri dan Umar bin Abdul Aziz seakan Neraka diciptakan untuk mereka berdua saja. Sehingga merek senantiasa merasa takut darinya.”

Dan sebagian ulama As Salaf apabila mereka melihat api di dunia ini maka berubahlah warna mukanya dan gemetarlah ia dan berubah keadaanya dan ia melihat firman Allah Subhanahu wata’ala,

أَفَرَأَيْتُمُ النَّارَ الَّتِي تُورُون.َ أَأَنْتُمْ أَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَا أَمْ نَحْنُ الْمُنْشِئُون.َ نَحْنُ جَعَلْنَاهَا تَذْكِرَةً وَمَتَاعًا لِلْمُقْوِينَ. فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ

“Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan kayu). Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya? Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang Maha Besar.” (Al Waqi’ah: 71-74)

Berkata Imam Mujahid, “Sesungguhnya Neraka dunia akan mengingatkan Neraka akhirat. Kalau seorang melihat Neraka dunia maka ia akan ingat Neraka akhirat ini yg disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wata’ala, “Kami jadikan api itu untuk peringatan”.

Dan berkata Al Hasan Al Bashri, “umar bin khattab kadang dihidupkan untuk beliau api pada suatu malam, kemudian Umar mendekati api tersebut dan mendekatkan tangannya ke api tersebut kemudian Umar berkata, “Wahai Ibnu Khattab, apakah kamu mampu bersabar di atas api ini?”

Bahkan di kalangan ulama As Salaf ada yang tidak bisa tidur karena takutnya dari api Neraka.

Berkata Hasan Al Bashri, “Syaddad bin auf apabila naik ke tempat tidurnya ia berada di atasanya seakan-akan kacang yg berada di atas penggorengan dan ia berkata, ‘Yaa Allah! Sesungguhnya mengingat Neraka Jahannam membuat saya tidak bisa tidur’ maka iapun berdiri kemudian sholatlah.”

Dan berkata Taulus bin Kaisan, “Dan beliau kadang tidur di atas tempat tidurnya dan berbaring dan berbalik seperti berbaliknya kacang di atas gorengan kemudian beliau bangkit melompat lalu menghadap kiblat sampai di waktu shubuh kemudian beliau berkata, ‘Sesunggunya ingat akan api Neraka telah mengubah tidurnya orang-orang yang takut kepada Allah Subhanahu wata’ala.”

Dan berkata Malik bin Dinar, “Putri Ar Robi’ bin Husain berkata kepada ayahnya, ‘wahai ayahku kenapa engkau tidak tidur dan manusia dalam keadaan tidur?’ Maka ia berkata kepada putrinya, ‘Wahai putriku, sesungguhnya api Neraka tidak membiarkan ayahmu tidur.”

Sepuluh Pintu Terbesar yang Dimasuki Syaitan




Pintu-pintu tersebut tidak bisa terjaga kecuali jika seseorang mengetahui pintu-pintu tadi. Setan tidak bisa terusir dari pintu tersebut kecuali jika seseorang mengetahui cara setan memasukinya. Cara setan untuk masuk dan apa saja pintu-pintu tadi adalah sifat seorang hamba dan jumlahnya amatlah banyak. Pada saat ini kami akan menunjukkan pintu-pintu tersebut yang merupakan pintu terbesar yang setan biasa memasukinya. Semoga Allah memberikan kita pemahaman dalam permasalah ini.

PINTU PERTAMA :
Ini adalah pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu hasad (dengki) dan tamak. Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar.

PINTU KEDUA :
Ini juga adalah pintu terbesar yaitu marah. Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah, pada saat ini tentara setan akan melakukan serangan dan mereka akan menertawakan manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah.

PINTU KETIGA :
Yaitu sangat suka menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada. Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini.

PINTU KEEMPAT :
Yaitu kenyang karena telah menyantap banyak makanan. Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan pada Allah. Kerugian lainnya akan dia dapatkan di akhirat.

PINTU KELIMA :
Yaitu tamak pada orang lain. Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari kemungkaran.

PINTU KEENAM :
Yaitu sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk perlahan-lahan. Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat ingin tergesa-gesa itu berasal dari setan.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

PINTU KETUJUH :
Yaitu cinta harta. Sifat seperti ini akan membuat berusaha mencari harta bagaimana pun caranya. Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban yang berkaitan dengan harta.

PINTU KEDELAPAN :
Yaitu mengajak orang awam supaya ta’ashub (fanatik) pada madzhab atau golongan tertentu, tidak mau beramal selain dari yang diajarkan dalam madzhab atau golongannya.

PINTU KESEMBILAN :
Yaitu mengajak orang awam untuk memikirkan hakekat (kaifiyah) dzat dan sifat Allah yang sulit digapai oleh akal mereka sehingga membuat mereka menjadi ragu dalam masalah paling urgen dalam agama ini yaitu masalah aqidah.

PINTU KESEPULUH :
Yaitu selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya. Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu’uzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda dengan orang munafik yang selalu mencari-cari ‘aib orang lain.

Semoga kita dapat mengetahui pintu-pintu ini dan semoga kita diberi taufik oleh Allah untuk menjauhinya.

Ketika Iblis Membentang Sajadah

IkadaNews - Siang menjelang dzuhur. Salah satu Iblis ada di Masjid. Kebetulan hari itu Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada dalam Masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air.

Pada setiap orang, Iblis juga masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap sajadah. "Hai, Blis!", panggil Kiai, ketika baru masuk ke Masjid itu. Iblis merasa terusik : "Kau kerjakan saja tugasmu, Kiai. Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam Masjid ini!", jawab Iblis ketus.
"Ini rumah Tuhan, Blis! Tempat yang suci,Kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!", Kiai mencoba mengusir.
"Kiai, hari ini, adalah hari uji coba sistem baru". Kiai tercenung. "Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu". "Dengan apa?"
"Dengan sajadah!"
"Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, Blis?"
"Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah di bawah UMR, demi keuntungan besar!"
"Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru,Blis?"
"Bukan itu saja Kiai..."
"Lalu?"
"Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. Saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar"
"Untuk apa?"
"Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang Kau pimpin, Kiai! Selain itu, Saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggang. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. Di situ Saya bisa ikut membentangkan sajadah".
Dialog Iblis dan Kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi, sajadahnya lebih kecil.

Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajadahnya, tanpa melihat kanan-kirinya.
Sementara, orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih dulu datang. Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya.
Keduanya masih melakukan sholat sunnah.
"Nah, lihat itu Kiai!", Iblis memulai dialog lagi.
"Yang mana?"
"Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu. Mereka punya sajadah yang berbeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka".
Iblis lenyap.
Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf.
Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunah. Kiai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan Iblis sebelumnya. Pemilik sajadah lebar, rukuk. Kemudian sujud. Tetapi, sembari bangun dari sujud, ia membuka sajadahya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya di atas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil kembali berada di bawahnya. Ia kemudian berdiri. Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil, melakukan hal serupa.


Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditumpuk oleh sajadah yang lebar. Itu berjalan sampai akhir sholat. Bahkan, pada saat sholat wajib juga, kejadian-kejadian itu beberapa kali terihat di beberapa masjid. Orang lebih memilih menjadi di atas, ketimbang menerima di bawah. Di atas sajadah, orang sudah berebut kekuasaan atas lainnya. Siapa yang memiliki sajadah lebar, maka, ia akan meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Sajadah sudah dijadikan Iblis sebagai pembedaan kelas.
Pemilik sajadah lebar, diindentikan sebagai para pemilik kekayaan, yang setiap saat harus lebih di atas dari pada yang lain. Dan pemilik sajadah kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat akan selalu menjadi sub-ordinat dari orang yang berkuasa.

Di atas sajadah, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang lain.
"Astaghfirullahal adziiiim ", ujar sang Kiai pelan.
Sumber

Rabu, 13 Juli 2011

Mengapa RUU Pornografi Ditolak?



Ada satu hal menarik kalau mengamati kelompok-kelompok yang paling keras menolak RUU Pornografi dan Pornoaksi, datang dari kelompok-kelompok Gereja dan organisasinya serta para pendeta/romo Katholik. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan, media yang paling intensif mempublikasikan setiap penolakan dan perlawanan terhadap terhadap RUU-APP ini datang dari mereka. Misalnya kelompok Gramedia dengan suratkabar KOMPAS dan TV7-nya. Juga Suara Katholik Universitas Atmajaya

Dalam kitab Bible sendiri masalah pornografi ini diungkapkan secara terang-terangan, bahkan terkesan vulgar. Ajaran sex bebas (Free Sex), pornografi dan pornoaksi yang kita kenal di dunia sekarang ini, bisa jadi terinspirasi oleh ayat-ayat dalam Bible tersebut. Marilah kita simak fakta-fakta tersebut yang kami kutip dari “Bible Digital” yang banyak disebarkan di internet misalnya.

Anak Gadis Meniduri Ayahnya :
(Kitab Perjanjian Lama, Kitab Kejadian: 19)

19:30. Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. 19:31 Kata kakaknya kepada adiknya: "Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. 19:32 Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." 19:33 Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.

19:34 Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: "Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." 19:35 Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. 19:36 Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. 19:37 Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. 19:38 Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.

Raja Memaksa Ratunya Pamer Tubuh/Kecantikannya :
( Kitab Perjanjian Lama: Ester: 1)

1:10. Pada hari yang ketujuh, ketika raja riang gembira hatinya karena minum anggur, bertitahlah baginda kepada Mehuman, Bizta, Harbona, Bigta, Abagta, Zetar dan Karkas, yakni ketujuh sida-sida yang bertugas di hadapan raja Ahasyweros, 1:11 supaya mereka membawa Wasti, sang ratu, dengan memakai mahkota kerajaan, menghadap raja untuk memperlihatkan kecantikannya kepada sekalian rakyat dan pembesar-pembesar, karena sang ratu sangat elok rupanya.

1:12 Tetapi ratu Wasti menolak untuk menghadap menurut titah raja yang disampaikan oleh sida-sida itu, sehingga sangat geramlah raja dan berapi-apilah murkanya. 1:13 Maka bertanyalah raja kepada orang-orang arif bijaksana, orang-orang yang mengetahui kebiasaan zaman--karena demikianlah biasanya masalah-masalah raja dikemukakan kepada para ahli undang-undang dan hukum; 1:14 adapun yang terdekat kepada baginda ialah Karsena, Setar, Admata, Tarsis, Meres, Marsena dan Memukan, ketujuh pembesar Persia dan Media, yang boleh memandang wajah raja dan yang mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam kerajaan--,tanya raja: 1:15 "Apakah yang harus diperbuat atas ratu Wasti menurut undang-undang, karena tidak dilakukannya titah raja Ahasyweros yang disampaikan oleh sida-sida?" 1:16 Maka sembah Memukan di hadapan raja dan para pembesar itu: "Wasti, sang ratu, bukan bersalah kepada raja saja, melainkan juga kepada semua pembesar dan segala bangsa yang di dalam segala daerah raja Ahasyweros. 1:17 Karena kelakuan sang ratu itu akan merata kepada semua perempuan, sehingga mereka tidak menghiraukan suaminya, apabila diceritakan orang: Raja Ahasyweros menitahkan, supaya Wasti, sang ratu, dibawa menghadap kepadanya, tetapi ia tidak mau datang. 1:18 Pada hari ini juga isteri para pembesar raja di Persia dan Media yang mendengar tentang kelakuan sang ratu akan berbicara tentang hal itu kepada suaminya, sehingga berlarut-larutlah penghinaan dan kegusaran.

Pemerkosaan dan Perselingkuhan terhadap Wanita

Ulangan 28:30: Engkau akan bertunangan dengan seorang perempuan, tetapi orang lain akan menidurinya. Engkau akan mendirikan rumah, tetapi tidak akan mendiaminya. Engkau akan membuat kebun anggur, tetapi tidak akan mengecap hasilnya.
I Raja3:19: Pada waktu malam anak perempuan ini mati, karena ia menidurinya.

Ayub 31:10: maka biarlah isteriku menggiling bagi orang lain, dan biarlah orang-orang lain meniduri dia.
Yehezkiel 23:8: Ia tidak meninggalkan persundalannya yang dilakukannya sejak dari Mesir, sebab pada masa mudanya orang sudah menidurinya, dan mereka memegang-megang dada keperawanannya dan mencurahkan persundalan mereka kepadanya.
Hakim 19:25: Tetapi orang-orang itu tidak mau mendengarkan perkataannya. Lalu orang Lewi itu menangkap gundiknya dan membawanya kepada mereka ke luar, kemudian mereka bersetubuh dengan perempuan itu dan semalam-malaman itu mereka mempermainkannya, sampai pagi. Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka melepaskan perempuan itu.

Perjanjian Lama: II Samuel: 13:11 Ketika gadis itu menghidangkannya kepadanya supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: "Marilah tidur dengan aku, adikku." 13:12 Tetapi gadis itu berkata kepadanya: "Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu. 13:13 Dan aku, ke manakah kubawa kecemaranku? Dan engkau ini, engkau akan dianggap sebagai orang yang bebal di Israel. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu." 13:14 Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia. 13:15 Kemudian timbullah kebencian yang sangat besar pada Amnon terhadap gadis itu, bahkan lebih besar benci yang dirasanya kepada gadis itu dari pada cinta yang dirasanya sebelumnya. Lalu Amnon berkata kepadanya: "Bangunlah, enyahlah!"
13:16 Lalu berkatalah gadis itu kepadanya: "Tidak kakakku, sebab menyuruh aku pergi adalah lebih jahat dari pada apa yang telah kaulakukan kepadaku tadi." Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan dia. 13:17 Dipanggilnya orang muda yang melayani dia, katanya: "Suruhlah perempuan ini pergi dari padaku dan kuncilah pintu di belakangnya." 13:18 Gadis itu memakai baju kurung yang maha indah; sebab demikianlah puteri-puteri raja yang masih perawan berpakaikan baju kurung panjang. Kemudian pelayan itu menyuruh dia keluar, lalu mengunci pintu di belakangnya. 13:19 Lalu Tamar menaruh abu di atas kepalanya, mengoyakkan baju kurung yang maha indah yang dipakainya, meletakkan tangannya di atas kepalanya dan pergilah ia sambil meratap dengan nyaring. 13:20 Bertanyalah Absalom, kakaknya, kepadanya: "Apakah Amnon, kakakmu itu, bersetubuh dengan engkau? Maka sekarang, adikku, diamlah saja, bukankah ia kakakmu, janganlah begitu memikirkan perkara itu." Lalu Tamar tinggal di rumah Absalom, kakaknya itu, seorang diri.

KESIMPULAN

Melihat kitab suci kaum Nashrani, Bible, seperti itu dalam memberitakan masalah pornografi dan pornoaksi, maka wajarlah bila sikap kaum Katholok dan Kristen di negeri ini begitu sengitnya menentang RUU-AAP. Tinggallah kini kaum muslimin di Tanah Air untuk bersatu padu untuk mempertahankan dan memperjuangkan lahirnya RUU anti maksiat itu.

Jumat, 24 Juni 2011

OHEO



Alkisah, di daerah Kendari, Sulawesi Tenggara, hidup seorang pemuda tampan bernama Oheo. Ia tinggal sendirian di sebuah gubuk di tengah hutan. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia menanam pohon tebu di kebunnya. Oheo seorang petani yang rajin dan tekun. Setiap hari ia merawat tanaman tebunya dengan baik.

Pada suatu waktu, ketika tanaman tebunya sudah siap dipanen, Oheo berjalan-jalan mengelilingi kebunnya. Alangkah terkejutnya ia ketika menyaksikan banyak ampas tebu yang berhamburan di pinggir kebunnya dekat sungai. Melihat keadaan itu, Oheo menjadi kesal dan marah. Ia pun berniat untuk menangkap pelakunya.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Oheo berangkat ke kebunnya. Sesampainya di kebun, ia segera menuju ke tepi sungai. Saat akan sampai di tepi sungai, tiba-tiba langkahnya terhenti. Tidak jauh dari tempat ia berdiri, ada tujuh bidadari cantik sedang terbang berputar-putar di atas sungai. Melihat hal itu, ia segera bersembunyi di balik sebuah pohon besar. Dari balik pohon itu ia terus memerhatikan gelagat ketujuh bidadari tersebut.

“Aduhai... cantiknya bidadari-bidadari itu!” ucap Oheo dengan penuh takjub.

Beberapa saat kemudian, ketujuh bidadari tersebut turun dan berdiri di tepi sungai. Kemudian mereka berjalan menuju ke kebun tebu Oheo. Tidak berapa lama, mereka pun kembali ke tepi sungai sambil membawa batang tebu. Di tepi sungai itu, mereka asyik menikmati manisnya air tebu milik Oheo. Setelah itu mereka membuang ampas tebu tersebut dan membiarkannya berserakan di tepi sungai. Usai makan tebu, mereka mencebur ke sungai untuk mandi. Melihat kejadian itu, maka tahulah Oheo bahwa ternyata yang memakan tanaman tebunya adalah para bidadari tersebut.

Pada mulanya, Oheo sangat kesal dan marah. Namun, setelah mengetahui bahwa pelakunya adalah bidadari cantik, hatinya tiba-tiba berubah menjadi senang dan gembira. Bahkan ia berniat untuk memperistri salah seorang dari mereka.

Ketika para bidadari tersebut sedang asyik mandi sambil bersendau gurau, Oheo merayap menuju ke tempat pakaian para bidadari tersebut diletakkan. Dengan hati-hati, Oheo mengambil sehelai selendang dengan menggunakan ranting kayu. Setelah berhasil mengambil selendang yang berwarna ungu, ia segera membawanya pulang ke rumah dan menyembunyikannya di dalam ujung kasau bambu dekat jendela. Setelah itu, ia kembali ke tempat persembunyiannya untuk mengintip para bidadari yang sedang mandi.

Saat hari menjelang sore, ketujuh bidadari tersebut selesai mandi. Mereka pun bergegas mengenakan pakaian masing-masing lalu terbang ke angkasa menuju ke kayangan. Namun, salah seorang dari mereka tidak dapat terbang karena selendangnya hilang. Dia adalah putri (bidadari) bungsu yang bernama Anawangguluri. Ia sudah mencari selendangnya ke sana kemari, namun tetap tidak menemukannya. Akhirnya, tinggalah ia seorang diri di tepi sungai itu.

Tidak lama kemudian, Oheo keluar dari tempat persembunyiannya, lalu menghampiri Putri Anawangguluri.

“Hai putri cantik! Aku Oheo. Aku tinggal di sekitar daerah ini,” sapa Oheo memperkenalkan diri.

“O iya, kamu siapa?” tanya Oheo.

“Aku Anawangguluri dari negeri Kahyangan. Penduduk Kahyangan memanggilku Anawai,” jawab gadis cantik itu.

“Kenapa kamu berada sendirian di sini?” tanya Oheo.

“Tadinya aku bersama keenam saudariku mandi di sungai ini. Namun, mereka meninggalkanku seorang diri di sini, karena aku tidak dapat terbang kembali menuju ke Kahyangan. Pada saat kami sedang asyik mandi, selendangku tiba-tiba hilang. Apakah engkau melihatnya, Oheo?” putri balik bertanya kepada Oheo.

“Tidak, Putri,” jawab Oheo.

Mendengar jawab itu, Putri Anawai bertambah sedih, karena semakin tidak mempunyai harapan untuk bisa kembali ke Kahyangan. Sementara ia sendiri tidak memiliki siapa-siapa di bumi.

“Maukah kamu menolongku, Oheo?” tanya Putri Anawai mengiba kepada Oheo.

“Apakah itu, Putri? Katakanlah!” seru Oheo.

“Bolehkah aku tinggal di rumahmu untuk sementara waktu? Jika aku sudah menemukan selendangku, aku akan kembali lagi ke Kahyangan,” pinta sang Putri.

“Baiklah, aku akan menolongmu. Tapi dengan syarat kamu mau menikah denganku,” jawab Oheo.

Sebenarnya permintaan Oheo itu sangatlah berat bagi Putri Anawai. Sebab, jika ia menikah dengan Oheo, tentu ia akan semakin jauh dari orangtua dan saudari-saudarinya yang tinggal di Kahyangan. Namun karena tidak ada pilihan lain, ia pun menerima permintaan Oheo. Sebelum mereka menikah, Putri Anawai juga mengajukan sebuah permintaan kepada Oheo.

“Jika di kemudian hari kita mempunyai anak, engkaulah yang membersihkan kotoran anak kita,” kata Putri Anawai.

Oheo pun menerima permintaan Putri Anawai. Setelah itu mereka menikah dan hidup bahagia.

Setahun kemudian, mereka dikarunia seorang anak laki-laki. Sesuai dengan perjanjian, setiap kali anak mereka buang air besar, Oheo-lah yang selalu membersihkan kotorannya. Begitulah setiap hari hingga anak mereka berumur setengah tahun.

Pada suatu hari, ketika Oheo sedang sibuk menganyam atap di halaman rumah, tiba-tiba si anak buang air besar.

“Bang! Anak kita sedang buang air besar!” teriak Putri Anawai dari dalam rumah.

“Abang sedang sibuk,” jawab Oheo sambil terus menganyam atap rumah.

“Bang! Anak kita sudah selesai buang air besar. Bersihkan dulu kotorannya!” sang Istri kembali berteriak dari dalam rumah.

Berkali-kali istrinya memanggil, namun Oheo tetap menolak untuk membersihkan kotoran anak mereka. Bahkan ia menyuruh istrinya yang membersihkannya.

“Kamu saja yang membersihkannya!” jawab Oheo dengan nada keras.

Bagaikan disambar petir telinga Putri Anawai mendengar jawaban suaminya. Pada saat itulah tiba-tiba terlontar kata-kata dari mulutnya.

“Bang! Apakah Abang sudah lupa dengan janji Abang sebelum kita menikah?”

“Untuk apa lagi kamu mengungkit-ungkit masa lalu. Yang lalu biarlah berlalu,” jawab Oheo dengan nada ketus.

Hati Putri Anawai semakin sakit mendengar jawaban suaminya. Dengan berderai air mata, ia pun membersihkan sendiri kotoran anak mereka. Setelah itu, ia berdiri di depan jendela sambil menyaksikan pemandangan alam di sekitarnya. Sesekali pandangan matanya mengarah ke angkasa. Ia tiba-tiba merasa rindu ingin kembali ke Kahyangan untuk bertemu keluarganya. Tak terasa, air matanya berderai membasahi pipinya.

Pada saat akan mengalihkan pandangannya ke alam sekitar, tiba-tiba ia melihat sebuah kain berwarna ungu terselip di ujung kasau bambu. Dengan tangan gemetar, perlahan-lahan ia menarik kain itu. Alangkah terkejutnya saat kain yang masih utuh itu berada di tangannya.

“Hei, bukankah ini selendangku yang hilang itu? Tapi, kenapa ada di sini?” tanyanya dalam hati dengan penuh keheranan.

“Mmm... pasti suamiku yang menyembunyikannya,” ucapnya.

Alangkah senangnya hati Putri Anawai karena telah menemukan selendangnya. Harapannya untuk kembali ke negerinya akan tercapai. Ia pun segera menggendong anaknya dan menciumnya dengan penuh kasih-sayang.

“Maafkan Ibu, Nak! Ibu terpaksa meninggalkanmu bersama ayahmu,” ucap Putri Anawai sambil mencium kening anaknya dengan penuh kasih sayang.

Setelah itu, Putri Anawai meletakkan anak itu di lantai rumah seraya memanggil suaminya.

“Bang! Tolong jaga anak kita! Aku akan kembali ke Kahyangan.”

Pada mulanya, Oheo tidak percaya akan hal itu. Ia tetap asyik dengan pekerjaannya. Setelah istrinya memanggilnya berkali-kali, Oheo pun segera beranjak dari tempatnya dan segera masuk ke dalam rumah. Ketika berada di dalam rumah, ia mendapati istrinya sedang terbang keluar melalui jendela.

“Istriku, jangan tinggalkan kami!” teriak Oheo.

Putri Anawai tidak lagi menghiraukan teriakan suaminya. Kemudian ia terbang ke atas pohon pinang, lalu terbang hinggap di atas pohon kelapa. Beberapa kali suaminya berteriak memanggilnya, ia tetap tidak menghiraukannya. Akhirnya, ia terus terbang ke angkasa menuju negeri Kahyangan.

Oheo sangat menyesali perbuatannya. Seandainya dia membersihkan kotoran anaknya, pasti istrinya tidak akan meninggalkannya. Kini, ia bertambah bingung, tidak tahu cara mengasuh anak yang ditinggalkan oleh istrinya. Akhirnya, ia pun segera mencari bantuan kepada siapa saja yang bersedia mengantarnya sampai ke negeri Kahyangan. Setelah berhari-hari berkeliling ke mana-mana, akhirnya ia menemukan sejenis tumbuhan yang bernama Ue-Wai yang bersedia menolongnya. Tetapi dengan syarat, Oheo harus membuatkannya cincin untuk dipasang pada setiap tangkainya.

Setelah Oheo memenuhi permintaannya, tumbuhan Ue-Wai menyuruh Oheo agar duduk dan berpegang erat di tangkainya. Sebelum menjulang ke angkasa, Ue-Wai berpesan kepada Oheo.

“Setelah berada di angkasa, kita akan mendengarkan suara keras sebanyak dua kali. Jika mendengar suara pertama, langsung tutup matamu, dan jika mendengar suara keras yang kedua bukalah matamu,” ujar tumbuhan Ue-Wai.

“Baiklah. Aku akan mengikuti petunjukmu,” jawab Oheo sambil menggendong anaknya.

Beberapa saat kemudian, Ue-Wai itu pun melambung tinggi-tinggi dengan sangat cepat. Saat berada di angkasa, terdengarlah bunyi letusan pertama yang sangat keras. Oheo pun segera menutup mata rapat-rapat. Tidak berapa lama, terdengar lagi bunyi letusan kedua yang lebih keras lagi. Oheo pun segera membuka kedua matanya. Alangkah terkejutnya Ohea saat kedua matanya terbuka. Tiba-tiba ia melihat sebuah istana yang sangat megah di hadapannya. Rupanya, ia sudah berada di halaman istana kerajaan negeri Kahyangan.

Pada saat itu, para putri raja sedang berjalan-jalan di halaman istana. Salah seorang di antara mereka melihat Oheo sedang duduk bersama anaknya. Mereka pun segera melaporkan keberadaan Oheo tersebut kepada raja. Mengetahui hal itu, sang Raja menyuruh Oheo menghadap kepadanya.

“Hei Oheo! Jika kamu ingin bertemu dengan istrimu, kamu harus melalui beberapa ujian, karena kamu telah berbuat kesalahan kepada putriku,” ujar sang Raja.

“Ujian apakah itu, Tuan?” tanya Oheo penasaran.

“Pertama, kamu harus menumbangkan batu sebesar istana. Kedua, kamu harus memungut bibit padi yang disebar di padang luas tanpa tersisa sebiji pun. Ketiga, kamu harus menemukan istrimu yang tidur di dalam sebuah ruangan pada waktu malam gelap gulita,” jelas sang Raja.

“Jika kamu gagal melalui salah satu dari ketiga ujian tersebut, maka kamu tidak akan bertemu dengan istrimu untuk selamanya,” tambah sang Raja mengancam.

Oleh karena keinginannya ingin bertemu dengan istrinya sangat besar, Oheo pun berusaha untuk melaksanakan ketiga ujian tersebut. Ujian pertama dan kedua berhasil ia lewati dengan bantuan kawanan tikus, burung, dan hewan lainnya. Namun, ketika akan menjalani ujian ketiga, Oheo merasa tidak mampu melakukannya. Kawanan tikus, burung dan beberapa hewan lainnya juga tidak dapat membantunya.

Saat malam menjelang, hati Oheo mulai gelisah dan cemas atas nasib yang akan menimpa dirinya. Jika gagal melewati ujian ketiga tersebut, maka ia akan terus mengasuh dan merawat anaknya sendirian. Ketika ia sedang duduk termenung sambil memangku anaknya, tiba-tiba seekor kunang-kunang datang menghampirinya.

“Hei, Oheo! Kenapa termenung begitu. Apakah kamu sedang ada masalah?” tanya kunang-kunang itu.

“Benar, aku mempunyai masalah yang tidak mampu kupecahkan! Aku harus menemukan istriku di dalam ruangan pada waktu malam gelap gulita. Sementara di ruangan itu terdapat banyak tempat tidur yang bentuknya sama. Istriku dan saudari-saudarinya akan tidur di tempat tersebut, sedangkan wajah mereka hampir sama,” keluh Oheo.

“Jangan khawatir, Oheo! Aku akan membantumu. Nanti malam, ikuti ke mana aku terbang. Di mana aku hinggap, di situlah istrimu,” ujar Kunang-kunang itu.

Oheo sangat senang mendengar petunjuk itu. Pada malam harinya, kunang-kunang itu terbang mencari istri Oheo di dalam ruangan yang gelap gulita. Sementara Oheo mengikutinya dari belakang sambil menggendong anaknya. Tidak beberapa lama, kunang-kunang itu hinggap pada salah satu tempat tidur. Dengan hati gemetar, Oheo bersama anaknya naik ke tempat tidur itu. Ternyata benar, orang yang tidur di situ adalah istrinya. Alangkah senangnya hati Oheo dapat bertemu kembali dengan istrinya. Begitu pula si anak, ia merasa bahagia dapat tidur nyenyak di samping ibunya.

Oleh karena berhasil melalui ujian tersebut, akhirnya Oheo diperkenankan untuk membawa serta istrinya kembali ke bumi. Oheo bersama anak dan istrinya pun turun ke bumi melalui seutas tali.

Sesampainya di bumi, Ohea bersama keluarganya memulai hidup baru. Oheo semakin rajin dan bersemangat bekerja. Ia membuka kebun baru lagi dan menanaminya dengan berbagam jenis tanaman seperti padi, jagung, umbi-umbian, kelapa, dan lain-lain. Dengan hasil kebun tersebut, Oheo bersama keluarganya hidup sejahtera dan bahagia.

* * *

Demikian cerita Oheo dari daerah Kendari, Sulawesi Tenggara. Cerita di atas termasuk kategori mitos yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah akibat buruk yang ditimbulkan sifat munafik. Sifat ini tercermin pada sikap dan perilaku Oheo yang telah mengingkari janjinya untuk membersihkan kotoran anaknya. Akibatnya, istrinya pun pergi meninggalkannya. Kepergian istrinya membuatnya kebingungan, karena tidak dapat mengurus dan merawat anaknya sendirian. Tunjuk ajar Melayu banyak menggambarkan tentang keburukan sifat munafik, di antaranya:
apa tanda orang celaka,
hidup selalu bermuka dua

Pelajaran lain yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah bahwa menyesali perbuatan dan berjanji untuk tidak mengulangi kembali suatu kesalahan akan mendatangkan manfaat bagi seseorang. Hal ini ditunjukkan oleh sikap dan perilaku Oheo yang bersusah payah pergi ke Kahyangan untuk mencari istrinya, walaupun harus melalui berbagai rintangan dan ujian. Alhasil, ia pun dapat berkumpul kembali bersama keluarganya. (Samsuni/sas/96/08-08)

La Sirimbone



Alkisah, di sebuah daerah di Sulawesi Tenggara, Indonesia, hiduplah seorang janda cantik bernama Wa Roe bersama seorang anak laki-lakinya yang masih kecil bernama La Sirimbone. Mereka tinggal di sebuah gubuk di pinggir kampung. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, Wa Roe bekerja mencari kayu bakar dan menjualnya ke pasar.

Pada suatu hari, datang seorang pedagang kain dari negeri seberang yang bernama La Patamba. Ia menawarkan barang dagangannya dari satu rumah penduduk ke rumah penduduk lainnya. Ia memulainya dari sebuah gubuk yang terletak di paling ujung kampung itu, yang tidak lain adalah tempat tinggal Wa Roe. Alangkah terkejutnya La Patamba saat melihat penghuni gubuk itu adalah seorang perempuan cantik jelita.

“Aduhai, cantik sekali perempuan ini,” ucapnya dalam hati dengan takjub.

Dengan perasaan gugup, La Patamba menawarkan kain dagangannya kepada Wa Roe. Namun, Wa Roe tidak membeli karena tidak mempunyai uang. Setelah itu, La Patamba mohon diri untuk menawarkan untuknya kepada penduduk lainnya. Dalam perjalanan berkeliling kampung, wajah Wa Roe selalu terbayang-bayang di depan matanya.

Saat hari mulai gelap, La Patamba kembali ke rumahnya di negeri seberang. Keesokan harinya, La Patamba kembali ke kampung itu. Namun, ia kembali bukannya untuk berdagang, melainkan ingin meminang Wa Roe. Untuk menghargai warga di kampung itu, La Patamba terlebih dahulu meminta restu kepada sesepuh kampung itu dan sekaligus meminta tolong untuk menemaninya pergi meminang Wa Roe. Setelah mendapat restu, maka berangkatlah La Patamba bersama sesempuh kampung itu ke tempat Wa Roe.

“Maaf, Wa Roe, jika kami datang secara tiba-tiba tanpa memberitahukanmu sebelumnya. Maksud kedatangan kami adalah ingin menyampaikan pinangan La Patamba,” ungkap sesepuh kampung itu.

Mendengar hal itu, Wa Roe terdiam sejenak. Ia betul-betul tidak menyangka, begitu cepatnya La Patamba mengambil keputusan ingin menikah dengannya. Padahal ia baru sekali bertemu dan belum saling mengenal. Sebenarnya, Wa Roe tidak terlalu memikirkan dirinya, tapi ia mengkhawatirkan anaknya. Setelah berpikir, Wa Roe bersedia menerima pinangan La Patamba.

“Baiklah. Saya menerima pinangan La Patamba, tapi dengan syarat ia bersedia menyayangi anakku, La Sirimbone,” jawab Wa Roe.

Mendengar jawaban dari Wa Roe, sesepuh kampung itu pun balik bertanya kepada La Patamba tentang syarat yang diajukan Wa Roe itu.

“Bagaiman menurutmu, La Patamba? Apakah kamu sanggup memenuhi syarat itu?”

“Aku bukanlah orang yang membenci anak. Aku akan menyayangi La Sirimbone seperti halnya anak kandungku sendiri,” janji La Patamba.

Wa Roe pun terbuai dengan kata-kata manis La Patamba. Akhirnya mereka pun menikah. Pada awalnya mereka hidup bahagia. La Patamba sangat menyayangi La Sirimbone seperti anak kandunyanya sendiri. Setiap pulang dari berdagang kain dari satu kampung ke kampung lainnya, ia selalu membawakannya oleh-oleh. Namun, kebahagiaan itu hanya berjalan satu bulan. La Patamba tiba-tiba membenci anak tirinya tanpa alasan. Hampir setiap hari ia memarahi dan memukuli La Sirimbone. Bahkan ia menyuruh istrinya agar membuang La Sirimbone ke tengah hutan. Namun, Wa Roe menolak perintah itu.

“Bang! Masih ingatkah dengan perjanjian kita sebelum menikah? Bukankah Abang berjanji akan menyayangi La Sirimbone seperti anak kandung Abang sendiri? Tapi, mengapa tiba-tiba Abang begitu membencinya?”

“Ah, persetan dengan janji itu! Waktu itu aku hanya berpura-pura memenuhi syarat itu agar aku dapat menikahimu,” jawab La Patamba dengan marah.

Wa Roe bersama anaknya menjadi ketakutan mendengar kemarahan La Patamba. Akhirnya, Wa Roe pun memutuskan untuk membuang anaknya ke tengah hutan dan segera mempersiapkan bekal untuknya. Sambil mempersiapkan bekal, air matanya berderai membasahi pipinya, karena sedih memikirkan nasib anaknya yang malang.

Keesokan harinya, berangkatlah Wa Roe bersama La Sirimbone menuju hutan. Setelah melewati tujuh buah lembah dan tujuh buah gunung, mereka pun berhenti di sebuah hutan lebat dan sepi.

“Maafkan Ibu, Nak! Ibu terpaksa meninggalkanmu sendiri di sini,” kata Wa Roe sambil memeluk anak semata wayangnya.

“Ibu...! Bagaimana dengan nasibku, Bu?” tanya La Sirimbone mengiba sambil menangis.

“Pergilah sendiri melewati gunung dan lembah! Jagalah dirimu baik-baik! Ibu akan mendoakanmu semoga Tuhan selalu melindungimu,” jawab Wa Roe seraya berpamitan pulang.

Setelah ibunya pergi, La Sirimbone pun melanjutkan perjalanannya menelusuri hutan dan lembah. Sudah tujuh hari tujuh malam ia berjalan sendiri dan sudah tujuh lembah dan gunung yang ia lewati.

Pada suatu hari, ketika menyusuri sebuah hutan, La Sirimbone menemukan tapak kaki manusia yang sangat besar.

“Wah, Aneh! Kenapa ada tapak kaki menusia sebesar ini?” tanyanya dalam hati.

Oleh karena penasaran, ia pun mengikuti tapak kaki raksasa itu. Setelah beberapa jauh berjalan, tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara gemuruh. Alangkah terkejutnya ia saat mendekati sumber suara itu. Ia melihat seorang raksasa perempuan sedang menumbuk. Ia pun menjadi gemetar ketakutan dan segera mendekap di betis raksasa perempuan itu.

“Hei, anak manusia! Siapa kamu dan kenapa berada di tengah hutan ini?” tanya raksasa perempuan itu.

Dengan perasaan takut, La Sirimbone pun menceritakan tentang dirinya dan semua yang dialaminya hingga ia sampai di hutan itu. Mendengar cerita itu, rakasasa perempuan itu pun merasa iba dan mengajak La Sirimbone untuk tinggal di rumahnya. Di rumah itu, La Sirimbone dimasukkan ke dalam sebuah kurungan.

“Kenapa aku dimasukkan ke dalam kurungan?” keluh La Sirimbone.

“Maaf, La Sirimbone! Aku sengaja memasukkanmu ke dalam kurungan ini agar kamu tidak dimakan oleh raksasa laki-laki. Ia selalu berkeliaran di hutan ini mencari mangsa,” jawab raksasa perempuan itu.

La Sirimbone pun menuruti perintah raksasa perempuan itu, karena takut dimakan oleh raksasa laki-laki. Demikianlah, setiap hari La Sirimbone tinggal di dalam kurungan hingga ia tumbuh menjadi dewasa.

Oleh karena jenuh tinggal terus di dalam kurungan, La Sirimbone meminta izin untuk pergi berjalan-jalan dan berburu binatang di dalam hutan itu. Ia pun diizinkan dan dibuatkan panah oleh raksasa perempuan itu. Setelah setengah hari berburu, ia pun memperoleh banyak binatang buruan.

Tiga hari kemudian, La Sirimbone kembali meminta izin untuk pergi menangkap ikan di sungai yang banyak ikannya. Ia pun diizinkan dan dibuatkan bubu (salah satu alat penangkap ikan). Bubu itu ia pasang di sungai. Alangkah gembiranya ia, karena banyak ikan yang terperangkap ke dalam bubunya. Sebelum pulang, ia memasang kembali bubunya di sungai itu.

Keesokan harinya, La Sirimbone kembali ke sungai itu untuk memeriksa bubunya. Alangkah terkejutnya ia saat melihat bubunya kosong, tidak seekor ikan pun yang terperangkap di dalamnya.

“Aneh! Kenapa bubuku kosong? Padahal masih banyak sekali ikan di sungai ini,” keluh La Sirimbone dalam hati.

Akhirnya, ia kembali memasang bubunya. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali ia pergi ke sungai itu untuk memeriksa bubunya. Ketika sampai di sungai, ia melihat jin sedang mengangkat bubunya. Oleh karena kesal, La Sirimbone pun menyerang jin itu. Maka terjadilah perkelahian dahsyat antara jin dan La Sirimbone. Dalam perkelahian itu La Sirimbone berhasil mengalahkan dan menangkap jin itu. La Sirimbone tidak mau melepaskannya, hingga akhirnya jin itu berjanji akan memberikan sebuah jimat berupa cincin yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit dan bahkan mampu menghidupkan kembali orang mati.

Setelah menerima jimat itu, La Sirimbone bergegas pulang ke rumah raksasa perempuan dengan menyusuri tepi sungai. Di tengah perjalanan, ia melihat seekor babi yang sedang berjalan di atas air.

“Hei, Babi! Bagaimana kamu bisa berjalan di atas air?” tanya La Sirimbone heran.

“Aku memakai jimat kalung,” jawab babi itu.

“Maukah kamu memberikan jimat itu kepadaku?” pinta La Sirimbone.

Babi itu pun memberikan jimat kalungnya kepada La Sirimbone. Kemudian La Sirimbone mengalungkan jimat itu ke lehernya dan bisa berjalan di atas air. Tidak beberapa lama berjalan, ia bertemu dengan seorang nelayan yang sedang menangkap ikan.

“Hei, Pak Nelayan! Alat apa yang Bapak gunakan menangkap ikan di sungai?” tanya La Sirimbone.

“Saya menggunakan sebuah keris pusaka yang dapat menikam sendiri jika diperintah,” jawab nelayan itu.

Oleh karena tertarik, La Sirimbone pun meminta keris itu kepada si nelayan. Si nelayan pun memberinya dengan suka rela. Setelah itu, La Sirimbone kembali ke darat untuk meneruskan perjalanannya dengan menyusuri hutan. Di tengah perjalanan, ia bertemu orang-orang yang sedang mengusung jenazah. Ia pun memerintahkan orang-orang itu untuk menurunkan jenazah itu dari usungannya. Setelah membuka kain kafan jenazah itu, ia segera menggosok-gosokkan cincin pemberian jin di pusar jenazah itu. Seketika itu pula, jenazah itu hidup kembali. Semua pengantar jenazah tercengang melihat peristiwa itu. Setelah itu, La Sirimbone pulang ke rumah raksasa perempuan. Sesampainya di rumah raksasa perempuan, La Sirimbone pun menceritakan semua peristiwa yang dialaminya.

Pada hari berikutnya, La Sirimbone kembali meminta izin kepada raksasa perempuan untuk pergi berburu binatang di tempat yang agak jauh. Raksasa perempuan pun mengizinkannya, karena sudah tidak khawatir lagi dengan La Sirimbone. Apalagi La Sirimbone telah memiliki beberapa senjata pusaka. Setelah berpamitan, ia pun berangkat dengan menyusuri hutan dan lembah.

Saat melewati sebuah perkampungan, La Sirimbone memutuskan untuk beristirahat sejenak dan meminta air minum kepada penduduk kampung karena kehausan. Ia pun berhenti di depan sebuah rumah yang pintunya sedikit terbuka. Ia berpikir bahwa penghuni rumah itu ada di dalam.

“Permisi! Apakah ada orang di dalam?” tanya La Sirimbone sambil mengetuk pintu rumah itu.

Alangkah terkejutnya La Sirimbone saat melihat seorang gadis cantik jelita muncul dari dalam rumah. Namun, wajah gadis cantik itu tampak murung dan gelisah.

“Maaf kalau saya mengganggu. Bolehkah saya meminta seteguk air minum?” pinta La Sirimbone.

“Boleh. Silahkan duduk dulu!” seru gadis itu seraya masuk ke dapur.

Tidak berapa lama, gadis itu kembali sambil membawa segelas air minum dan memberikannya kepada La Sirimbone.

“Terima kasih, gadis cantik! ucap La Sirimbone.

“O, iya! Perkenalkan, nama saya La Sirimbone. Saya hanya kebetulan lewat di kampung ini dan hendak pergi berburu di sebuah hutan tidak jauh dari sini. Kamu siapa?” tanya La Sirimbone.

“Aku Wa Ngkurorio,” jawab gadis itu dengan suara lirih.

“Kenapa kamu tampak sedih dan murung seperti itu?” tanya La Sirimbone sedikit memberi perhatian.

“Iya. Saya memang sedih, karena ajalku sebentar lagi tiba,” jawab gadis itu.

“Apa maksdumu, Wa Ngkurorio?” tanya La Sirimbone penasaran.

“Saya sekarang sedang menunggu giliran dimakan oleh seekor ular naga. Saudara-saudaraku yang tujuh orang, kini sudah habis dimakan oleh ular naga itu. Yang hidup sekarang tinggal saya, ayah, dan ibu saya,” jelas Wa Ngkurorio dengan perasaan sedih.

“Sebaiknya kamu segera meninggalkan tempat ini. Saya khawatir kamu juga akan dimakan oleh ular naga itu,” tambah gadis itu.

“Kamu jangan khawatir, ular naga itu tidak akan memakan kita. Jika dia datang, saya akan melawannya dengan senjata pusaka ini,” kata La Sirimbone sambil mengeluarkan keris pusakanya dari balik bajunya.

Senin, 02 Mei 2011

Lima Kota Terhijau di Dunia

________________________________________
Perubahan iklim menjadi hal baru yang sekarang sedang diperdebatkan. demi menjaga kelangsungan bumi sebagai sebuah planet yang ditinggali manusia, pengusahaan penghijauan dan penggunaan energi untuk kebutuhan manusia dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang telah dipertimbangkan.

Berikut adalah 5 kota paling ‘hijau’ yang menggunakan energi alam untuk kehidupan yang lebih baik

Vancouver, Canada



Daerah yang baru saja di percaya untuk menyelenggarakan olimpiade musin dingin pertama di muka bumi yang mengusung tema sustainable atau keberlanjutan ini, memanfaatkan sampah elektronik sebagai medali, membangun stadion yang sangat “green”. namun ini bukan cuma sebuah usaha karena adanya olimpiade musim dingin. Vancouver telah berbenah sejak dulu. 90% kebutuhan listrik kota ini di pasok dari hydroelectric. angin, matahari, gelombang dan tidal energy telah digunakan secara luas untuk menjaga kelestrain lingkungan di kota ini.

Walikota Vancouver, Gregor Robertson mengatakan di situs resmi kota Vancouver bahwa ”Vancouver akan menjadi kota paling hijau di dunia pada tahun 2020″. Untuk itu warga Vancouver yang sering disebut dengan Vancouverites ingin tinggal di sebuah kota yang hidup, terjangkau dan berkelanjutan. Kami menghargai keindahan yang luar biasa lingkungan alam kita, merayakan keragaman, dan bekerja untuk membangun masa depan yang cerdas dan hijau. Konvergensi teknologi dan isu-isu lingkungan telah mengubah ekonomi dunia. Vancouver adalah pemimpin menarik dan pemikir yang ingin berinvestasi dan bekerja di sebuah kota yang menawarkan sebuah kota hijau yang menjanjikan masa depan – sebuah kota yang menghargai warisan alam dan menawarkan keterlibatan semua pihak.

Malmo, Swedia



Ini adalah salah satu kota internasional yang difokuskan pada ruang hijau. terkenal dengan taman mereka, tetapi juga pada pengembangan perkotaan yang berkelanjutan. Itu salah satu kota terbesar di Swedia dan benar-benar kota yang indah. Mereka telah mengubah lingkungan mereka menjadi daerah yang ramah lingkungan.

Di kota ini anda akan menemukan banyak orang bersepeda dikarenakan di kota ini banyak dibangun jalan khusus untuk mereka yang bersepeda. Kota ini sangat menghargai langit hijau mereka dan tidak ingin langit hijau mereka menjadi berpolusi. Hari ini sekitar 20% dari populasi Malmo berasal dari berbagai negara, membuatnya menjadi kota yang paling kosmopolitan di Swedia. Hal ini telah berkontribusi terhadap kehidupan budaya yang kaya dan kesempatan menikmati banyak makanan enak dan eksotis. hari ini kota industri tua telah diganti dengan luas wilayah pinggiran kota kelas menengah modern, perumahan dan lingkungan pemukiman yang ramah lingkungan.


Curitiba, Brazil



Curitiba adalah sebuah kota di selatan Brasil dan ibukota negara bagian Paraná (estado) sejak 1854. Kota ini didirikan pada 1654 sebagai sebuah kamp pertambangan emas. Populasi: 1,8 juta (2007 estimate). Dari awal abad ke-19 itu telah menerima banyak imigran dari Jerman, Italia, dan Polandia , dan imigrasi terus berlangsung selama abad ke-20 dengan kedatangan bangsa Siria dan Jepang, serta masuknya secara besar-besaran migran dari daerah pedesaan.

Kota ini memiliki banyak sekali ruang hijau seperti taman dan kebun botani yang sangat indah seperti Bosque Alemão, Bosque de Portugal, Bosque Italiano, Bosque do Papa, Bosque Gomm, Bosque Gutierrez, Bosque Capão da Imbuia, Bosque da Fazendinha, Bosque Boa Vista, Bosque Reinhard Maack, Bosque Vista Alegre, Jardim Botânico, Memorial Ucraniano, Parque Barigüi, Parque Tanguá, Parque Tingüi, Parque das Pedreiras, parque do Passaúna, Parque São Lourenço, parque do Iguaçu e Zôo, Parque da Barreirinha, Parque dos Tropeiros, Parque do Bacacheri, Basseio Público, Unilivre, dan Vilinha. Kota ini difokuskan untuk menjadi kota paling hijau. para penduduk disarankan untuk meninggalkan mobil mereka di rumah.

Portland Oregon, USA



Markas dari team NBA Portland Blazzers ini memang sedang giat-giatnya berbenah menyambut dunia baru yang penuh dengan warna hijau dan juga sehat untuk ditinggali. Meskipun banyak kota di AS sekarang lebih senang menggunakan jalur cepat, ini adalah kota pertama yang fokus pada alternatif transit dengan cahaya-rel dan jaringan jalur sepeda yang luas untuk mendorong orang untuk meninggalkan mobil mereka di rumah. Juga merupakan salah satu kota pertama yang berjanji untuk mengurangi emisi dan memulai transisi bangunan untuk menggunakan bahan-bahan yang berkelanjutan.

Reykjavik, Islandia



Ibukota dari Islandia, sebuah negara yang sudah sangat dekat dengan kutub utara ini, telah menggunakan pola hijau untuk kotanya yang mana pasokan listrik 100% di pasok dari hydroelctricity dan panas bumi, sistem trasportasi juga sudah sangat hijau menggunakan bus hydrogen, sebuah kota paling hijau di eropa dan dunia. Serta kota dengan langit paling bersih dan biru di seluruh jagat raya bumi. Kota ini hanya menerima 4 jam panas pada musim dingin dan malam yang sangat bersinar pada musim dingin, ini dikarenakan letak geografisnya sudah sangat dekat dengan kutub utara. Seiring dengan pertambahan jumlah industri dan juga konsep hijaunya yang mendunia, kota ini telah digunakan banyak environmentalist untuk berkunjung atau orang-orang untuk sekedar berlibur menghirup udara segar.

Anakes Bidang Morfologi

I. Pengantar

Bahasa melambangkan identitas. Itulah sebabnya mengapa bahasa juga disebut hasil kebudayaan. Seseorang bias langsung diketahui identitasnya melalui bahasa. Sebagai bangsa Indonesia kita mempunyai satu bahasa persatuan yang disebut bahasa Indonesia yang bersumber dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia sebagai alat komunikasi. Hal ini tampak dari berbagai aktivitas yang dilakukan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bahasa untuk mencapai tujuan hidupnya. Dengan bahasa manusia saling berkomunikasi dalam berbagai aspek kehidupan. Kita bisa bayangkan bagaimana seandainya jika tidak ada bahasa pemersatu kita yakni bahasa Indonesia, maka semua akan kacau balau dan tidak akan tercipta komunikasi yang luas. Kita hanya akan saling berkomunikasi dengan sesama suku kita saja.
Media cetak sebagai penyalur informasi kepada masyarakat mempunyai peranan penting dalam memasyarakatkan bahasa Indonesia. Sehingga, semakin baik dan benar bahasa yang digunakan oleh media maka akan semakin baik pula sosialisasi bahasa yang didapatkan oleh masyarakat. Artinya, media cetak berperan penting dalam memdidik masyarakat secara langsung mengenai bahasa. Hal ini terlihat pada aspek tutur masyarakat yang sebagian besar dipengaruhi oleh media, baik yang cetak maupun elektronik. Pada akhirnya, dampak penggunaan bahasa di media cetak akan menentukan masa depan bahasa Indonesia itu sendiri.


II. Data
Data diperoleh dari harian Kendari Pos. Adapun data analisis ini adalah sebagai berikut.




III. Analisis

1. Identifikasi kesalahan
Identifikasi kesalahan pada bagian ini dimaksudkan untuk melihat kata-kata yang tidak sesuai dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia di bidang morfologi yang meliputi proses pembentukan afiks, penulisan preposisi, pemajemukan kata, dan reduplikasi.
Berikut rincian kesalahan yang ditemukan dalam harian Kendari Pos.

diantara
terus menerus
mengkonsumsi (2 kali)
anti bakteri
anti kembung
anti muntah

Jumlah kesalahan: 7 kata

2. Peringkat kesalahan
Memperingkat kesalahan bertujuan untuk melihat urutan kesalahan dari yang dominan ke yang tidak dominan.
a. Pemajemukan kata
anti bakteri
anti kembung
anti muntah

b. Pembentukan afiks
mengkonsumsi (2 kali)

c. Penggunaan kata depan atau preposisi
diantara

d. Perulangan kata atau reduplikasi
terus menerus



3. Analisis kesalahan
Pada bagian ini setiap kesalahan akan dianalisis dan diteliti sehingga bisa ditemukan faktor-faktor yang membuat kata-kata tersebut tidak sesuai dengan tata bahasa baku bahasa Indonesia. Analisis kesalahan pada bagian ini difokuskan pada aspek morfologi.

a. Pemakaian imbuhan

mengkonsumsi (2 kali)

Pada aspek ini, pembentukan imbuhan dengan kata dasar meliputi beberapa kesalahan. Kesalahan tersebut terlihat pada kata menkonsumsi. Seharusnya terjadi peluluhan pada fonem /k/. hal tersebut disebabkan karena prefiks meng- yang memiliki distribusi paling banyak akan berubah ketika bertemu dengan fonem yang satu daerah titik artikulasi. Penulisan imbuhan yang tidak digabung dengan kata dasar juga sering terjadi. Ada suatu kecenderungan kesalahan dalam membedakan prefiks di-, banyak penulis yang menyamakannya dengan preposisi, padahal itu tidak benar. Preposisi untuk membentuk keterangan sedangkan prefiks di- untuk membentuk kata kerja pasif. Misalnya pada kata di peruntukkan dan kata di anggap seharusnya ditulis diperuntukkan dan dianggap.

b. Penggunaan kata depan atau preposisi

diantara

Preposisi atau lebih umum dikenal kata depan berfungsi membentuk keterangan sehingga penulisannya harus dipisah dengan kata yang mengikutinya. Hal inilah yang membuat preposisi di berbeda dengan prefiks di-.





c. Pemajemukan kata

anti bakteri
anti kembung
anti muntah

Pemajemukan kata, khususnya pada kata-kata yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, mengikuti kaidah kesatuan makna. Hal ini berlaku pada kata-kata yang bermakna khusus seperti pro dan kontra, antar dan intra. Begitupun dengan kata anti bakteri seharusnya ditulis antibakteri.

d. Perulangan kata atau reduplikasi

terus menerus

Reduplikasi merupakan pengulangan kata yang tidak keluar dari makna kata dasarnya. Semua kata ulang, terkecuali kata ulang sebagian, harus ditulis serangkai yang ditandai dengan tanda hubung.



4. Evaluasi kesalahan
Evaluasi dimaksudkan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi pada kata-kata yang ditulis berdasarkan kaidah bahasa Indonesia, khususnya pada aspek morfologi.
Salah Benar
anti bakteri
anti kembung
anti muntah antibakteri
antikembung
antimuntah
mengkonsumsi (2 kali) mengonsumsi (2 kali)
diantara di antara
terus menerus Terus-menerus

5. Prediksi kesalahan
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan solusi atas kesalahan yang terjadi pada penulisan kata khususnya pada aspek morfologi. kebanyakan orang yang menggeluti bidang lain, selain bidang studi bahasa Indonesia biasanya hanya mengandalkan atau mengedepankan kesatuan gagasan berpikir yang ia tuangkan dalam tulisan tanpa memperhatikan aspek kebahasaan yang sebenarnya cukup penting. Untuk itu, pentingnya ilmu bahasa yang interdisipliner menuntut pemakainya untuk mampu mengaplikasikan tatabahasa yang baik dan benar.
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan seperti yang telah dikemukakan tersebut yaitu:
a. Pemahaman mengenai ilmu bahasa. Terutama untuk dasar-dasar kebahasaan seperti EYD bahasa Indonesia harus dikuasai atau dipahami oleh penulis, termasuk semua elemen yang terlibat dalam penulisan di media cetak. Sehingga penyampaian pesan dapat dipahami secara baik dan benar oleh pembaca.
b. Wawasan yang luas juga sangat mempengaruhi pemilihan kata yang dilakukan oleh penulis untuk menyampaikan pokok pikirannya. Salah satu sifat bahasa yang dinamis menuntut manusia untuk senantiasa mengikuti perkembangan zaman. Sebab dari waktu ke waktu bahasa terus berkembang seiring dengan perkembangan manusianya pula. Hal ini akan sangat terlihat pada aspek penggunaan istilah asing dan pilihan kata, khususnya yang sudah diserap.

IV. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pada bagian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kesalahan-kesalahan yang terdapat pada kata-kata dalam Harian Kendari Pos disebabkan beberapa faktor, yaitu:
1. Kesatuan ide pokok sebaiknya tidak mengesampingkan kaidah-kaidah tatabahasa yang sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesalahan didominasi oleh penulisan kata, selanjutnya disusul oleh kesesuaian penggunaan kata dengan makna.
2. Pengetahuan dan wawasan penulis sangat mempengaruhi cara mereka menulis, khususnya yang berkenaan dengan kaidah tatabahasa.

V. Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rhineka Cipta.
. 1993. Gramatika Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rhineka Cipta.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.